|TERBARU     /fa-fire/_$type=slider$sn=hide$cate=0$show=home$va=0$d=0$cm=0

Jalan Tengah

Akhir-akhir ini kita menyaksikan begitu banyak peristiwa yang memiriskan hati, di berbagai penjuru dunia terjadi hilangnya nyawa dengan begitu mudah.

Kunci Terwujudnya Keadilan Sosial, Keharmonisan, dan Perdamaian Dunia.


oleh: Uung Sendana Linggaraja

GENTAROHANI.COM — Akhir-akhir ini kita menyaksikan begitu banyak peristiwa yang memiriskan hati, di berbagai penjuru dunia terjadi hilangnya nyawa dengan begitu mudah. Negara adidaya dengan pongah dan dengan berbagai alasan sebagai justifikasi atas tindakannya, ‘menghukum’ negara lain, yang artinya perang dan timbulnya korban jiwa.

Di lain pihak kita juga menyaksikan serangkaian bom bunuh diri atau penyerangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau kelompok orang lainnya dengan berbagai alasan dan juga tanpa alasan yang jelas. Keharmonisan dan perdamaian dunia laksana utopia yang jauh dari jangkauan. Keadilan sosial bagai slogan yang jauh panggang daripada api. Sekarang perang dagang sedang berkobar dan menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Kita menjadi bertanya-tanya, mengapa hal ini dapat terjadi? Banyak teori dalam berbagai ilmu dikemukakan untuk menjawab pertanyaan ini. Banyak formulasi yang dikemukakan agar keadilan sosial menjadi satu kenyataan, keharmonisan dan perdamaian dapat terwujud. Bagi penulis, kita kembali pada satu kesimpulan bahwa sikap ekstrim bukanlah suatu jawaban, bahkan justru menjadi pemicu sikap ekstrim lainnya, ada aksi ada reaksi.

Dalam hidup ini selalu perlu ada kompromi, ada saling tenggang rasa, ada rasa empati, saling memahami, bertepasalira. Apa yang terbaik bagi kita belum tentu terbaik bagi orang lain. Kita perlu kembali ke satu filosofi, pemikiran dan spiritualitas yang akan menuntun kita pada keadilan sosial, keharmonisan dan perdamaian, yang dalam perspektif agama Khonghucu digambarkan sebagai yin yang.

YIN YANG

Dalam Perspektif yin yang dunia tidaklah dipandang sebagai hitam putih semata, hitam putih bukanlah suatu dikotomi, tetapi komplementer. Dalam bahasa filsafat, dialektika yin yang adalah dialektika komplementer, bukan dialektika dikotomi. Yin dan yang adalah dinamis, setara dan saling membangun, bukan statis, saling mengungguli dan menghancurkan.

Dalam kitab Yi Jing disabdakan bahwa satu yin, satu yang itulah dao. Atau dengan kata lain yin yang itulah dao. Dan dao itulah jalan yang sesuai dengan kehendakNya, sesuai dengan hukumNya. Dalam dao inilah manusia akan hidup harmonis. Yin dan yang tidak untuk saling meniadakan, tapi untuk salling berkolaborasi, bergerak saling membangun, bekerja sama melahirkan sesuatu.

Umat Khonghucu yang junzi (beriman dan luhur budi) memandang kehidupan ini dalam kaca mata yin yang, karena yin yang adalah filosofi, pemikiran dan spiritualitas seorang umat Khonghucu yang ingin hidup dalam dao.

Yin yang adalah Sikap Tengah, bukan sikap ekstrim. Sesuatu yang kurang sama buruknya dengan suatu yang berlebihan. Bunga yang mekar akan segera layu, setelah bulan purnama menampakkan diri, bulan akan perlahan menyembunyikan diri. Saat matahari telah mencapai teriknya maka perlahan dia akan kembali meredup dan menggapai kegelapan malam.

Tengah disini bukanlah sikap tanpa prinsip, tapi sikap tengah adalah ajeg dalam prinsipnya. Prinsip yang berpihak pada cinta kasih – kemanusiaan (ren) dan keadilan – kebenaran (yi) bukan yang lainnya. Dalam keberpihakan pada prinsip tersebut, manusia yang beriman dan luhur budi senantiasa bertindak susila (li) dan bijaksana (zhi) sehingga menjadi manusia yang dapat dipercaya (xin) dan berani (yong).


SIKAP TENGAH ADALAH MISI YANG INGIN DI WUJUDKAN OLEH AGAMA KHONGHUCU

Mengzi berkata, “Seorang yang dapat bersikap Tengah, hendaklah membimbing orang yang tidak dapat bersikap Tengah. Yang pandai hendaklah membimbing orang yang tidak pandai. Demikianlah orang akan merasa bahagia mempunyai ayah atau kakak yang bijaksana. Kalau yang dapat bersikap Tengah menyia-nyiakan yang tidak dapat bersikap Tengah, yang pandai menyia-nyiakan yang tidak pandai, maka antara yang bijaksana dan yang tidak bijaksana sesungguhnya tiada bedanya walau satu incipun.” (Mengzi IVB: 7)

Sikap tengah bukanlah sikap hanya memegang satu haluan saja, namun perlu kemampuan mempertimbangkan keadaan. Mengzi berkata, “Yangzi mengajar orang mengutamakan diri sendiri; biar hanya dengan mencabut sehelai rambutnya sudah dapat menguntungkan dunia, ia tidak mau tidak mau melaksanakan. Mozi mengajarkan cinta yang menyeluruh sama, biar harus kerja keras sehingga rambut di kepala sampai betis tergosok habis, asal menguntungkan dunia, akan dikerjakan. Zi Mo memegang sikap tengah. Memegang sikap tengah ini nampaknya sudah mendekati kebenaran, tetapi kalau memegang sikap tengah tanpa mempertimbangkan keadaan, maka dengan yang memegang satu haluan tadi sama saja. Mengapa aku benci sikap memegang satu haluan semacam itu? Tidak lain karena dapat merusak Dao (Jalan Suci), yaitu hanya melihat satu hal saja dan mengabaikan serratus hal yang lain.” (Mengzi VIIA: 26)

Dialog dan kerjasama terbangun karena orang-orang yang terlibat di dalamnya mau bersikap tengah, tidak ekstrim. Dalam dialog dan kerjasama senantiasa dibutuhkan jalan tengah. Jalan tengah itu bukan berarti selalu terjadi kesepakatan, sepakat untuk tidak sepakat pun adalah jalan tengah. Jalan tengah dibangun dengan sikap tengah. Sikap tengah dibangun karena kemampuan kita untuk terus berusaha menerima perbedaan, mengedepankan kebajikan, mengendalikan nafsu, ego, sikap kukuh dan keinginan mengalahkan atau menguasai yang lain.

Disabdakan, “Gembira, marah, sedih, senang/suka, sebelum timbul, dinamai Tengah; setelah timbul tetapi masih tetap di dalam batas Tengah, dinamai Harmonis; Tengah itulah pokok besar dunia dan keharmonisan itulah cara menempuh Dao (Jalan Suci) di dunia.” (Zhong Yong Bab Utama: 4)

Sebagai manusia, kita bukanlah sekedar makhluk individu, tapi juga sebagai makhluk sosial. Manusia bukanlah sekedar makhluk biologis, tapi juga makhluk spiritual. Manusia mempunyai batasan waktu untuk berbuat sesuatu karena manusia bukanlah makhluk yang abadi. Dia dibatasi oleh umur. Manusia juga dibatasi oleh tempat dan lingkungannya. Manusia bukanlah sekedar makhluk rasional, tapi juga makhluk emosional. Manusia tak dapat terlepas dari hukum yin yang. Karena yin yang adalah hukum Tuhan. Sebagai manusia kita perlu tahu batas karena manusia mempunyai batas-batas. Kesadaran akan keterbatasan yang akan mengantarkan pada kerjasama yang saling membangun. Maka kehendak untuk menguasai manusia yang lain bukanlah satu sikap yang mencerminkan kemanusiaan kita, itu melebihi batas-batas kemanusiaan kita.

 Selaras dengan hukum Tuhan, sebagai manusia, kita wajib menjaga agar terus berada dalam batas Tengah, karena dengan tetap ada dalam batas Tengah, kita bisa Harmonis. Dan keharmonisan itulah cara manusia menempuh Dao (Jalan Suci) di dunia. Dengan demikian pada akhirnya kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi, segenap makhluk dan benda akan terpelihara.
“Bila dapat terselenggara Tengah dan Harmonis, maka kesejahteraan akan meliputi langit dan bumi, segenap makhluk dan benda akan terpelihara.” (Zhong Yong Bab Utama : 5)
Peperangan, penjajahan, climate change, ekstrimisme, bom bunuh diri, perang dagang, keserakahan, keinginan menguasai orang dan bangsa lain, banjir, tertutupnya dialog, menghujat, hate speech, menegasikan dan membenci orang lain, merasa diri benar dan orang lain tidak benar, hoax, tak tahu kebaikan pada apa yang kita benci dan tak tahu keburukan dari apa yang kita sukai serta banyak lagi, adalah dampak kegagalan kita untuk bersikap tengah dan harmonis serta mengambil jalan tengah dan itu menjauhkan kita dari keadilan sosial (kesejahteraan), keharmonisan dan perdamaian dunia.
“Tiap benda mempunyai pangkal dan ujung, tiap perkara mempunyai awal dan akhir. Orang yang mengetahui mana hal yang dahulu dan mana hal yang kemudian, ia sudah dekat dengan dao (Jalan Suci).” (Da Xue Bab Utama: 3)

DELAPAN PESAN DARI JAKARTA

Betapa pentingnya Jalan Tengah untuk mewujudkan keadilan sosial, keharmonisan dan perdamaian dunia dirumuskan menjadi Eight Messages from Jakarta, yang merupakan kesepakatan yang dicapai dalam Kongres Agama Khonghucu Dunia di Jakarta, pada peringatan hari kelahiran Nabi Kongzi ke 2568 Kongzili pada tanggal 18 Oktober 2017 dan diselenggarakan oleh MATAKIN dengan tema "Building Harmony and Golden Mean to Create Welfare and World Peace", seperti penulis kutip di bawah ini:
  1. A Peaceful world is not an impossible task to actualize if we strive for it and build both harmony and golden mean.

  2. Harmony should be built from family as smallest unit of society, nation and the world.

  3. Golden mean can only be actualized through if every individual, family, group is able to control self-ego, have their own responsibilities and togetherness, giving first before demanding and always consciously think of greater good, realize their respective role as parents or children, husband or wife, friend or companion, and leader or member of a community.

  4. Equality is the key crucial factor and must be prioritized, as Confucius said, "When there is equality there is no poverty and where there is equality there is no discord." To achieve equality, we must show appreciation for those who made an achievement or contributed and on the other hand, care for marginalized people.

  5. Religion should give solutions to the problems of humanity based on respecting differences on the one side and strengthen similarity on the other sides. What is same should not be differentiated, what is different should not be forced to be same. Confucian religion, people and leaders should actively become a bridge between communities through interfaith dialogue, spreading information in local or native language with respect to local culture and diversity in order to build mutual understanding.

  6. Education should be fully accessible to everyone and include all of these aspects: intellectual, emotional, spiritual, moral-ethics, complete and holistic, therefore a superior, well-educated person can realize him/herself as God's creation and friend to fellow humans and nature, which is called 'Junzi" in Confucian terminology.

  7. It is better for us to avoid debating whether Confucianism is a religion or philosophy or moral ethics, because every religion truly has the above dimension. It is more beneficial if Confucian people and scholars aspire to emulate the Great Prophet Confucius-respecting our elders, trusting friends, companions and fellow humans, and guiding younger generations with benevolence. In each respective household and together with other religions, to reflect on their respective wisdoms thus dedicating themselves to world peace and welfare.

  8. Confucians and Confucian scholars from all over the world believe that within the four seas, all people are brothers-sisters and thus have to work together and help each other for common virtue and prosperity. We must consciously break the limits and discriminative barriers made by primordial bonds or any beneficial parties. Confucian religion should also be free from exclusive association with a specific ethnicity.
We believe that if we strive for Harmony and the Golden Mean, welfare and world peace can be accomplished.
Semoga perjuangan kita menjaga Jalan Tengah dalam kehidupan kita dapat terus berbuah manis dalam menjalin keharmonisan. Shanzai. (bwt)

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

GERBANG,81,KIBAR KABAR,15,LAYAK NGERTI,50,LORONG,58,NOT,1,PILIHAN,117,SANGGURDI,7,SEPATU,8,TOPI,23,TSN,78,TSUN,4,USL,73,VIDEO,32,YUHO,1,ZATH,1,ZBWT,13,ZEF,23,ZEVA,1,ZKG,28,
ltr
item
Genta Rohani: Jalan Tengah
Jalan Tengah
Akhir-akhir ini kita menyaksikan begitu banyak peristiwa yang memiriskan hati, di berbagai penjuru dunia terjadi hilangnya nyawa dengan begitu mudah.
https://images.unsplash.com/photo-1422207049116-cfaf69531072?ixlib=rb-1.2.1&ixid=eyJhcHBfaWQiOjEyMDd9&auto=format&fit=crop&w=1000&q=80
https://4.bp.blogspot.com/-Bg3e5-uS2HY/XIy7bZKluiI/AAAAAAAAABA/S5ObCQAvdnYmVhDHuaQ8l0BgbOAqI-3IQCLcBGAs/s72-c/kongres-konghucu_20171021_020625.jpg
Genta Rohani
https://www.gentarohani.com/2019/03/jalan-tengah.html
https://www.gentarohani.com/
https://www.gentarohani.com/
https://www.gentarohani.com/2019/03/jalan-tengah.html
true
9139491462367974246
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA Baca lebih Balas Batal Hapus Oleh Beranda PAGES POSTS View All Rekomendasi untuk Anda LABEL ARSIP CARI ALL POSTS Not found any post match with your request Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ menit lalu 1 jam lalu $$1$$ jam lalu Kemarin $$1$$ hari lalu $$1$$ minggu lalu lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN PREMIUM Harap SHARE untuk membuka kunci Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy