|TERBARU     /fa-fire/_$type=slider$sn=hide$cate=0$show=home$va=0$d=0$cm=0

Suka Pada Kebajikan

Keinginan hidup yang baik telah lama menjadi bahan pemikiran manusia.


oleh Chew Kong Giok


GENTAROHANI.COM — Dalam Kitab Mengzi VI A : 2 : 8, dikatakan bahwa:
Di dalam Kitab Shi Jing tertulis, ‘Tian menjelmakan rakyat; menyertainya dengan bentuk dan sifat. Dan Sifat umum pada rakyat (manusia) ialah suka kepada Kebajikan Mulia itu."

Ayat ini sejalan dengan San Zi Jing bahwa Watak Sejati manusia itu pada dasarnya baik. Dengan sendirinya secara alami terus menerus mendorong manusia ke arah yang baik, sehingga menyebabkan sifat manusia “suka kepada Kebaikan/Kebajikan”.

Keinginan hidup yang baik telah lama menjadi bahan pemikiran manusia. Garis besar pemikirannya adalah: Manusia tidak dapat hidup begitu saja, manusia mengerti hakekat hidupnya, di mana cara beradanya manusia itu khusus, terdapat tuntutan keharusan yang mesti ditaati, jika manusia menghendaki hidup sebagai manusia.

Manusia membuat alat-alat, manusia tahu untuk apa alat-alat tersebut. Ia membuat alat-alat tersebut untuk mencapai maksudnya. Rasanya tidak perlu loncatan pikiran yang sulit untuk kemudian bertanya mengenai dirinya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam dirinya : Untuk apakah manusia? Tujuan apakah yang dipastikan untuk dicapainya? Apakah arti hidupnya? Apakah maksud hidupnya?

Adalah benar, setiap perbuatan manusia pastilah mempunyai tujuan, tetapi manusia secara seutuhnya, total secara keseluruhan, adakah mempunyai tujuan? Supaya tujuan yang dikehendaki tercapai, alat haruslah dipakai dengan cara yang benar. Ada orang yang membangun yang benar, ada bertinju yang benar, ada cara membuat pakaian yang benar, ada cara mengendarai kendaraan yang benar. Dan cara yang benar memberi kepuasan, kemenangan, keberhasilan, dan kesuksesan. Sedangkan cara yang salah menyebabkan kekecewaaan, kegagalan, kekakalahan, dan frustasi. Apabila hal ini benar dengan perbuatan manusia satu per satu, bagaimanakah perbuatan perbuatan manusia, manusia total menyeluruh, secara seutuhnya? Pastilah ada cara hidup yang baik, sebagaimana ada cara bertani yang baik, cara berburu yang baik, cara bermain bulutangkis yang baik, dan sebagainya.

Manusia bisa baik sebagai pedagang, baik sebagai politikus, baik sebagai ilmuwan, baik sebagai penyanyi, atau apa saja. Akan tetapi selama ia tidak baik dalam susila ia belumlah baik sebagai manusia. 

Banyak orang yang beranggapan bahwa Khonghucu hanyalah sebuah etika atau sekedar kebiasaan, padahal ajaran Khonghucu memiliki suatu kebiasaan yang fundamental yang melekat erat dengan kodrat manusia, dan bukan sekedar etika biasa yang berisi konvensi-konvensi melulu seperti, cara berpakaian, tatakrama, etiket dan semacam itu. Tetapi kebiasaan itu berdasar pada prinsip-prinsip yang pasti dalam kodrat hakekat manusia. Jika kita menerima hal-hal tadi maka dia menjadi baik. Baik dalam arti seutuh-utuhnya, baik secara integral. Artinya bukan baik dalam hal ini atau hal itu, baik dalam lapangan ini atau lapangan itu, melainkan baik sebagai manusia. 

Melanggar rasa suka pada kebajikan akan membuat merasa bersalah, karena sebagai pelanggaran moral. Di sini mulai kita menggunakan istilah umum sebagai pelanggaran moral. Kebaikan yang melekat sebagai kodrat, karena mengandung nilai-nilai yang fundamental kemanusiaan, maka itu dianggap sebagai moral. Melanggar keyakinan moral selalu menyebabkan rasa kecewa sedangkan melanggar konvensi sosial kadang-kadang kita justru puas dan senang. Kita menghormati moral bukanlah karena telah dijadikan nilai dalam masyarakat tetapi kita menghormati aturan-aturan sosial tersebut yang tidak mengandung cacat moral. Bila kita dengan sukarela patuh kepada aturan sosial karena kita sedikit banyak sadar bahwa aturan-aturan tadi bernilai moral. Seperti misalnya : antri beli karcis. Perbuatan itu nampaknya netral secara moral. Tetapi kita mengerti bahwa tujuan antri adalah untuk menjaga ketertiban dan menghormati orang-orang lain, maka kita dengan sukarela mau mentaatinya. 

Akibat kodrat manusia ‘suka pada kebajikan’, maka manusia dibebani kewajiban untuk mempelajari fakta pengalaman hidupnya bahwa manusia membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dari yang buruk. Bila manusia hendak hidup sebagai manusia, maka terdapat keharusan, tuntutan yang harus ditaati.

Secara umum manusia mempunyai kecenderungan dalam membuat keputusan suatu perbuatan ada tiga :
- Perbuatan manusia yang sepantasnya/seharusnya/seyogyanya dikerjakan.
- Perbuatan yang tidak sepantasnya/seharusnya/seyogyanya dikerjakan.
- Perbuatan yang boleh dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan.

Bila manusia hendak hidup mengikuti kodratnya ‘suka pada kebajikan’, ia harus mengatur hidupnya dan harus mengambil keputusan yang benar untuk suatu perbuatan. Di sinilah letak pentingnya pengetahuan baik formal maupun non formal, sehingga tidak salah dalam mengambil suatu keputusan. Bertolak dari ‘keapaan’ manusia, maka ‘kebagaimanaan’ sebagai manusia perlu menjadi pertimbangan khusus. Karena harus ada kesesuaian antara wujud/bentuk dengan sifat, kesesuaian ini harus dilaksanakan jika manusia ingin tahu hidupnya. Objek material dalam ajaran Khonghucu adalah perbuatan-perbuatan manusiawi, yakni perbuatan-perbuatan yang sadar dan sukarela, dan atas perbuatan itu ia dianggap bertanggung jawab. Karena wujudnya manusia maka ia wajib bersifat manusiawi, jika tidak ia melanggar kodrat, menentang hukum Tian dan sudah tentu ada konsekwensinya.

Manusia harus berbuat menurut kodratnya (inilah berbuat dalam arti suka pada kebajikan) sehingga kodratnya diperkembangkan sampai sepenuh-penuhnya, sampai tujuan terakhir. Kalau orang mengerti apakah ia menjadi manusia, ia mengerti bagaimana ia harus berbuat upaya kelakuannya dilaksanakan menurut kodrat kemanusiaannya, derajatnya, martabatnya, tingkatnya. Kodrat manusia pada hakekatnya memiliki hukum ‘tetap’ tidak berubah, tetapi cara penerapannya selalu dinamis mengikut perkembangan. 

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan jaman banyak mengalami perubahan bagi kehidupan manusia, tapi toh tetap sebagai manusia wujudnya dan manusia sepanjang jaman tetap ‘suka pada kebajikan’ sifatnya. Ini berlangsung sejak jaman dahulu kala. Sekalipun adanya perubahan, terdapat hal yang tetap ada sebelum dan sesudahnya, sesuatu yang mengalir, yang mendasari setiap perubahan yang terjadi. 
Guru bersabda : “Seorang Junzi terhadap persoalan dunia tidak mengiyakan dan menolak mentah-mentah. Hanya Kebenaranlah yang dijadikan ukuran”. (Sabda Suci IV : 10)
Dalam manusia, orang harus membedakan antara kodratnya yang selalu ada, selalu sama, selalu identik, dari segi yang mengalami perubahan, di mana timbul sesuatu yang baru, sesuatu yang berlainan dengan keadaan yang dulu ada. Aspek identik yang menyebabkan manusia selalu manusia yang sama saja, manusia yang sudah tertentu itu, tetap untuk selama-lamanya, disebut kodrat mutlak, ini yang dinamakan Kebenaran.

Oleh karena manusia diciptakan dituntut menuruti sifat kemanusiaannya, maka kita harus membedakan mana yang tetap kodrati dan bagaimana penyesuaian penerapan dalam kehidupan yg berubah, dan disesuaikan dengan dimensi keadaan, tempat dan waktu. 

Tian Di Ren He. 
天地人和.

Dalam ajaran Khonghucu, inilah usaha manusia untuk menciptakan kehidupan ‘harmonis’ guna mencapai tujuan. (bwt)

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

GERBANG,81,KIBAR KABAR,15,LAYAK NGERTI,50,LORONG,58,NOT,1,PILIHAN,117,SANGGURDI,7,SEPATU,8,TOPI,23,TSN,78,TSUN,4,USL,73,VIDEO,32,YUHO,1,ZATH,1,ZBWT,13,ZEF,23,ZEVA,1,ZKG,28,
ltr
item
Genta Rohani: Suka Pada Kebajikan
Suka Pada Kebajikan
Keinginan hidup yang baik telah lama menjadi bahan pemikiran manusia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkuuceHMXRihr_s4ZIRA8XGHD4IJ-ZAyj4XSqxwI96Z_FOHNCdVCV_eGPW328s6DmAiMVQ0bD9Cstm7QFR2H2dT9krS5vl_U6jErG5bSoQ4dzKJNaC5YCHUrtXlZdlVzXLXq8yIA0My0o/s640/ROI-of-Good-Deeds.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkuuceHMXRihr_s4ZIRA8XGHD4IJ-ZAyj4XSqxwI96Z_FOHNCdVCV_eGPW328s6DmAiMVQ0bD9Cstm7QFR2H2dT9krS5vl_U6jErG5bSoQ4dzKJNaC5YCHUrtXlZdlVzXLXq8yIA0My0o/s72-c/ROI-of-Good-Deeds.jpg
Genta Rohani
https://www.gentarohani.com/2019/03/suka-pada-kebajikan.html
https://www.gentarohani.com/
https://www.gentarohani.com/
https://www.gentarohani.com/2019/03/suka-pada-kebajikan.html
true
9139491462367974246
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA Baca lebih Balas Batal Hapus Oleh Beranda PAGES POSTS View All Rekomendasi untuk Anda LABEL ARSIP CARI ALL POSTS Not found any post match with your request Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ menit lalu 1 jam lalu $$1$$ jam lalu Kemarin $$1$$ hari lalu $$1$$ minggu lalu lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN PREMIUM Harap SHARE untuk membuka kunci Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy