Watak Sejati itu adalah benih kebajikan yang ada di dalam hati manusia, yang memberi signal pada manusia untuk berbuat kebaikan.
oleh Chew Kong Giok
GENTAROHANI.COM — Xing atau Watak Sejati itu adalah benih kebajikan yang ada di dalam hati manusia, yang memberi sinyal pada manusia untuk berbuat kebaikan.
Keberadaan Sinyal ini sudah melekat menjadi kodrat manusia, maka sinyal ini menjadi Hukum kodrat, maka dikatakan sebagai Firman Tian. Di samping disebut Firman Tian, sinyal ini memerintahkan manusia untuk berbuat Kebajikan maka sering pula disebut dengan istilah sebagai Kebajikan Bercahaya, karena kebaikan ini berasal dari Tian disimbolkan dengan Cahaya yang memberi jalan terang manusia mengikuti perintah-Nya dan mendorong manusia untuk berbuat Kebajikan. Maka Xing/ Watak Sejati disebut juga sebagai Kebajikan Bercahaya.
“Fiman Tian itulah dinamai Xing (Watak Sejati), Berbuat mengikuti Xing itulah dinamai Dao (Jalan Suci), Pimpinan untuk menmpuh Dao itulah dinamai Agama”
(Tengah Sempurna U : 1)
“Jalan Suci Manusia Mulia, adalah Menggemilangkan Kebajikan Bercahaya, Mencintai rakyat/sesama dan berhenti pada Puncak Kebaikan”
(Ajaran Besar U : 1)
“Yang di dalam Xing seorang Junzi ialah Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan Bijaksana, inilah kebajikan yang berakar di dalam hati manusia, tumbuh dan meraga, membawa Cahaya Mulia pada wajah, punggung, sampai ke empat anggota tubuh. Ke empat anggota badan dengan tanpa kata-kata dapat sewajarnya secara alami mengerti sendiri”
(Mengzi VII A : 21 : 4)
Xing itu adalah sesuatu yang benar-banar ada, dan orang tidak dapat memungkirinya. Keyakinan adanya Xing dan keharusannya itu bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Ketidaktaatan pada pada Xing (Watak Sejati) bukanlah sekedar kesalahan biasa, melainkan sesuatu yang menyangkut keyakinan manusia yang paling dalam. Dan sebaliknya, perbuatan yang mengikuti Xing/Watak sejati berupa menjalankan kebajikan. Ketaatan adalah sesuatu yang benar dan sikap yang benar dalam hubungannya dengan keyakinan kepada Tian. Ketidaktaatan pada Xing adalah suatu pelanggaran dan ini adalah dosa. Dosa bukanlah semacam kesalahan biasa, seperti salah nada dalam menyanyi, atau salah huruf dalam menulis, salah tendang dalam bermain bola dsb. Tetapi suatu kesalahan yang menyangkut prikemanusiaan, dan ketaatan pada Xing adalah sesuatu yang sesuai dengan kemanusiaan sejati.
Sinyal Xing sesungguhnya memberi arah hidup tertentu. Pelanggaran terhadap Xing ini membuat manusia merasa menyesal, sedih, takut, karena melakukan perbuatan yang tidak semestinya ia lakukan. Sebaliknya berbuat kebajikan menjadikan perasaan lega dan senang. Banyak orang beranggapan bahwa kebajikan atau kebaikan itu suatu kata-kata biasa-biasa saja yang kita dengar sehari-hari, seolah tanpa makna dan arti. Kebajikan atau kebaikan adalah sesuatu yang paling mendasar dalam mencapai tujuan hidup baik badan maupun jiwa. Pengabaian sikap kepada kebajikan, berdampak kehidupan manusia, individu maupun sosial, keadaan seperti ini menjadi hilangnya nilai-nilai sifat kemanusiaan sejati yang kodrati. Hal ini sama saja menentang kodratnya sendiri. Bahkan sesungguhnya Kebajikan adalah sesuatu yang menentukan arah hidup kita, baik kehidupan kini maupun nanti setelah mati.
Di dalam Kitab Shi Jing terukir, “Ingatlah selalu laku sesuai dengan Firman, itu akan memberi banyak bahagia.”
(Mengzi IV A : 4 : 3)
“Barangsiapa yang taat Tian akan terpelihara, Yang menentang Tian akan binasa.”
(Mengzi IV A : 7)
Kebajikan bercahaya ini masih berupa benih-benih dan belum merupakan perbuatan, bneih-benih kebaikan ini harus dijaga dipelihara sehingga tumbuh berkembang menjadi Iman. Sehingga kodrat yang melekat pada diri kita menjadi sewajarnya alami mengikuti hukum Tian, tanpa dipaksa-paksa dapat berlaku Tengah, tanpa berpikir-pikir dapat selaras dengan Jalan Suci. (bwt)
KOMENTAR