Diterbitkan di Genta Rohani karya ke-135 bulan Agustus 1998.
yang pudar dalam bias pekat pelu,
bukan hanya luruh jatuh satu-satu,
dan berpendar pada hamparan datar.
Kita akan jauh melangkah ke ujung lembayung,
seraup rumput berwarna coklat,
yang kering pada sorot tajam Sang Surya,
memudar dalam kelam bayang-bayang.
Kita telah jauh menapak ke ujung cakrawala,
desir angin di penyala nafas,
biarlah menjadi titian kesangsian semata,
yang lepas bersama rentang belenggu nista.
Kita telah jauh merengkuh lembah kehampaan,
untaian kosakata di jalinan sabda,
tergurat panjang di sudut relung nurani yang bernalar,
pesimis bukanlah pilihan.
Kita telah jauh berjalan dan jangan menjejak balik,
karsa itu memang bukan sebuah prasasti beku,
mengkristal tanpa tilas dan kejelasan.
Bingkai kayu senja tak harus melapuk,
tiupan derasnya angin hanya mengilus serphi terlepas,
jangan meniru jejak awan berlalu tanpa bekas,
saat tersibak ombak di laut pun tetap menghempas.
oleh Oey Yuho
KOMENTAR