Ketika membandingkan dirinya dengan orang lain—baik implisit maupun eksplisit—manusia selalu dalam keadaan berkompetisi. Tentu saja orang akan merasa senang jika ia mempunyai keunggulan dibandingkan orang lain.
Bagian 1: Mempelajari Kebaikan dan Keburukan Orang Lain
成人之美和成人之恶
chéng rén zhī měi hé chéng rén zhī è
成人之美和成人之恶
chéng rén zhī měi hé chéng rén zhī è
oleh: Suyena Adegunawan (陳書源 Tan Su Njan)
GENTAROHANI.COM — Orang hidup selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, entah yang berada di dalam keluarganya, tetangganya, lingkungannya, bahkan pada zaman perkembangan teknologi informasi sampai membandingkan dengan orang di mancanegara.
Perbandingan implisit hanya dipikirkan, diketahui, dirasakan oleh yang bersangkutan, dia merasa lebih atau kurang dibandingkan dengan orang lain. Pekerjaan ini tidak ada hubungan dengan kehidupan sosialnya.
Perbandingan eksplisit terjadi jika secara kasat mata seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain di antara atau di hadapan pihak ketiga, jika ia dihargai lebih tinggi dari orang lain maka timbul perasaan senang, sebaliknya jika dinilai lebih rendah dari orang lain timbul reaksi menentang.
Jika kita membandingkan dengan orang lain patut diingat bahwa yang dibandingkan bisa keseluruhannya atau parsial. Secara keseluruhan menyangkut banyak bidang kehidupan, mungkin dalam masalah fisik, kelincahan, kemampuan bicara, tingkat pendidikan, prestasi olahraga, kepiawaian seni, penghasilan, kekayaan, jumlahnya tidak terbatas. Secara parsial hanya menilai bagian-bagian tertentu dari kemampuan atau kondisi orang.
Sering kali kita mempunyai sikap terpaku pada perbandingan satu bidang yang justru kelemahan kita, kita lalai mengeluarkan kemampuan positif 优秀品质 (yōu xiù pǐn zhì) yang merupakan bagian terbesar dari potensi kita, untuk diperbandingkan dengan orang lain. Hal inilah yang menyebabkan orang selalu dalam kondisi jiwa kecewa, pada gilirannya menjadi rendah diri (inferiority complex) 自卑感 (zì bēi gǎn).
Berbeda dengan deskripsi yang disebutkan di atas, penganut Rujia menunjukkan sikap rendah hati.
《论语》公冶长 - Sabda Suci V - Gongye Zhang Pasal 9. Halaman 136, diceritakan:Dari uraian di atas kelihatan sifat Nabi Kongzi suka membandingkan murid-muridnya, tujuannya adalah menerapkan prinsip pendidikan 因材施教 (yīn cái shī jiào). Nabi Kongzi menjalankan pendidikan sesuai kondisi murid, untuk tiap murid Nabi menggunakan metode pengajaran yang berbeda sesuai dengan bakatnya masing-masing. Metode yang dipakai dalam mengajar disesuaikan dengan bakat dan kemampuan dasar masing-masing. Tujuan pendidikan Nabi adalah mengembangkan diri dan potensi muridnya, juga mengajarkan untuk menggabungkan belajar dan berpikir. Nabi Kongzi ingin agar para muridnya memiliki kemampuan untuk berpikir sendiri dan tidak sekedar mengikuti pemikiran gurunya.
子谓子贡曰:「女与回也孰愈?」对曰:「赐也何敢望回。
zǐ wèi zǐ gòng yuē nǚ yǔ huí yě shú yù duì yuē cì yě hé gǎn wàng huí
回也闻一以知十,赐也闻一以知二。」
huí yě wén yī yǐ zhī shí cì yě wén yī yǐ zhī èr
子曰:「弗如也!吾与女弗如也。」
zǐ yuē fú rú yě wú yǔ nǚ fú rú yě
Nabi bertanya kepada Cu-khong: "Engkau dengan Hwee, siapakah kiranya yang lebih tangkas berpikir?"
Cu-khong menjawab, "Bagaimana Su berani membandingkan dengan Hwee? Hwee bila mendengar satu dapat mengerti sepuluh, sedangkan Su bila mendengar satu dapat mengerti paling-paling dua".
Nabi bersabda, “Memang tidak sebanding. Bahkan Aku denganmu tidak sebanding dengannya."
Pada akhir dialog antara Nabi Kongzi dan Zigong, tampak keluhuran sifat moral dan jiwa besar keduanya. Ketika Nabi minta pendapat Zigong, bagaimana Zigong membandingkan dirinya dengan Yan Hui, murid Nabi yang termuda dan paling cerdas. Dijawab oleh Zigong bahwa dirinya tidak layak dibandingkan dengan Yan Hui. Menurutnya Yan Hui mendengar satu mengerti sepuluh 闻一以知十 (wén yī yǐ zhī shí), sedangkan Zigong mendengar satu paling-paling mengerti dua 闻一以知二 (wén yī yǐ zhī èr).
Kata 十 (shí) artinya bisa "sepuluh" tetapi bisa juga singkatan dari 十分 (shí fēn) artinya, "semuanya"; "paripurna"; "sempurna" pendapat menghargai kelebihan orang lain, sedangkan kata 二 (èr) bisa diterjemahkan "dua" bisa juga diartikan "sedikit", suatu sikap rendah hati dari Zigong.
Nabi sendiri tidak segan memuji keunggulan Yan Hui atas dirinya, dikatakan 吾与女弗如也 (wú yǔ nǚ fú rú yě), artinya "Aku denganmu tidak sebanding dengannya" jika Nabi bersama Zigong di satu sisi tidak dapat menandingi Yan Hui di sisi lain.
Sikap Nabi dan Zigong yang menjunjung keunggulan orang lain, dengan memandang dan menyatakan keindahan, kekuatan atau kelebihan orang lain itu maka terangkatlah martabat dirinya menunjukkan seorang Susilawan, 君子 (jūn zǐ).
Dalam《论语》Lun Yu - 颜渊 - Yan Yuan - Gan Yan - Sabda Suci XII. Pasal 16 Halaman 230, disebutkan:Seorang rendah budi, hati dan pikirannya gelap dirusak oleh sifat egoisme, jika ia tidak dapat mengalahkan lawan oleh kelebihannya sendiri, maka ia berusaha merendahkan lawan. Dengan menekan posisi lawan maka posisinya seolah-olah berada di atas lawan. Oleh sebab itu menentang "menjadikan kebaikan orang", ia lebih memilih "menjadi keburukan orang" yang lebih menguntungkan daripada berusaha keras meningkatkan prestasi sendiri.
子曰:「君子成人之美,不成人之恶。小人反是。」
zǐ yuē jūn zǐ chéng rén zhī měi bù chéng rén zhī è xiǎo rén fǎn shì
Nabi bersabda: "Seorang Kuncu menjadikan kebaikan orang, tidak menjadikan keburukan orang. Seorang rendah budi berbuat sebaliknya."
Ahli psikologi dalam (psikoanalisis) dari Austria, Sigmund Freud (1856–1939) mengemukakan jiwa manusia memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Dalam keadaan tak-sadar manusia menunjukkan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism), dia berusaha menghilangkan perasaan bersalah atau stress dalam jiwanya dengan cara yang disebutnya Proyeksi (Projection). Dengan Proyeksi orang melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan dengan membebankan kegagalan sebagai akibat perbuatan orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik. Proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik.
Contoh: jika murid gagal belajar disebutkan gurunya tidak mampu mengajar; bukan saya gagal bekerja, tetapi teman-teman menghambat kemajuan saja. Titik ekstrim terjadi jika orang tidak saja menyesali sesama manusia tetapi sudah menggerutu kepada Tuhan.
Dalam《论语》述而 - Shu Er - Sabda Suci VII - Meneruskan. Pasal 22. Halaman 164, dinyatakan:Kata tidak baik dalam hal ini adalah kekurangan yang ada pada diri sendiri.
子曰:「三人行,必有我师焉。
zǐ yuē sān rén xíng bì yǒu wǒ shī yān
择其善者而从之,其不善者而改之。」
zé qí shàn zhě ér cóng zhī qí bú shàn zhě ér gǎi zhī
Nabi bersabda: "Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang dapat Kujadikan guru. Kupilih yang baik, Kuikuti dan yang tidak baik, Kuperbaiki."
Terlepas benar atau tidaknya ada pengaruh negatif dalam kehidupan kita, kata-kata bijak dari Nabi Kongzi ada dalam ayat di bawah ini.
《论语》宪问 - Sabda Suci XIV: - Xian Wen Pasal 35. Halaman 162.Seorang Junzi mungkin bisa belajar dari orang lain, bisa juga melihat kekurangan orang lain. Terhadap kelebihan orang lain, Junzi mengambil hikmah dan mengikutinya, sebaliknya jika melihat kekurangan orang lain, Junzi tidak mengejek atau mencela; sebaliknya Junzi belajar dan berintrospeksi. Jika kekurangan ada juga pada dirinya, maka ia mengubahnya. (bwt)
子曰:"莫我知也夫!"
zǐ yuē mò wǒ zhī yě fū
子貢曰:"何为其莫知子也?"
zǐ gong yuē hé wéi qí mò zhī zǐ yě
子曰: "不怨天,不尤人,下学而上达知我者其天乎!"
zǐ yuē bù yuàn tiān bù yóu rén xià xué ér shàng dá zhī wǒ zhě qí tiān hū
Nabi bersabda, “Ah, tiada orang yang mengenal Aku.”
Cu Khong bertanya: "Apakah maksudnya tiada orang yang mengenal Guru?"
Nabi bersabda: "Aku tidak menggerutu kepada Tuhan, tidak pula menyesali manusia. Aku hanya belajar dari tempat rendah ini, terus maju menuju tinggi, Tuhanlah mengerti diri-Ku."
KOMENTAR