|TERBARU     /fa-fire/_$type=slider$sn=hide$cate=0$show=home$va=0$d=0$cm=0

Sembahyang dan Festival Zhong Qiu

Orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan.


oleh: Uung Sendana Linggaraja


GENTAROHANI.COM—Jika kita pergi ke mal atau pasar, khususnya di dekat pemukiman komunitas Tionghoa, saat ini kita akan melihat banyak toko tradisional atau modern market yang menjual kue berbentuk bulat seperti rembulan. Ya, mereka berjualan Tiong Ciu Pia atau Mooncake.

Seperti perayaan Xin Nian, Cap Go Me, Qing Ming, Duan Yang, Jing He Ping, Dong Zhi, banyak versi cerita dan legenda seputar perayaan Zhongqiu. Yang lebih memprihatinkan orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan.

Saya pribadi, seperti juga umat Khonghucu pada umumnya, melaksanakan peribadatan sebagai inti utama dalam merayakan perayaan-perayaan di atas. Sebagai imbas dari peribadatan timbullah festival yang merupakan wujud simbolisme peribadatan tersebut yang berkembang dari masa ke masa.

Titik tumpu utama inilah yang membedakan antara umat Khonghucu yang merayakan sebagai hari raya keagamaan melalui peribadatan dengan masyarakat umum yang merayakan perayaan ini sebagai budaya melalui festival budaya.

Umat Khonghucu pada umumnya memakan makanan khas seperti Tiong Ciu Pia, bakcang, kue ronde, dan lain-lain tak lepas dari peribadatan dengan sajian makanan khas tersebut yang sarat makna. Berbeda dengan orang-orang yang merayakan sekedar sebagai festival, mereka memakan makanan khas tersebut tanpa ada kaitan dengan peribadatan. Seseorang yang beragama tertentu yang tidak lagi bersembahyang pada shen atau leluhur—bahkan dilarang oleh agamanya bersembahyang dengan hio/xiang atau memakan sajian bekas sembahyang—bisa saja ikut merayakan festival dan memakan makanan khas tersebut tanpa melaksanakan peribadatan yang berkaitan dengan makanan tersebut.

Kalaupun dibuat peribadatan atau dikaitkan dengan peribadatan oleh agama tertentu, peribadatan yang dilaksanakan bergeser dari tujuan dan makna awal peribadatan dilaksanakan. Ya, bergeser, karena ritus dan kultus suatu agama seringkali berbeda. Nilai-nilai utama dalam peribadatan agama-agama tidaklah sama. Titik berat agama-agama berbeda-beda. Budaya yang menyertai agama-agama berbeda. Cara pandang penganut agama-agama terhadap dunia, alam roh, dan afterlife pun berbeda.

Kembali pada perayaan Zhongqiu. Ada makna apa dibalik perayaan itu? Kepada apa dan siapa peribadatan dilaksanakan?
Dalam Yijing, Babaran Agung B.V. (32) tertulis, "Begitu Matahari pergi, datanglah Bulan. Begitu Bulan pergi, datanglah Matahari. Matahari, Bulan, saling mendorong/bergantian dan terbitlah terang. Dingin pergi panas datang. Panas pergi dingin datang. Dingin dan Panas saling mendorong dan sempurnalah masa satu tahun. Yang pergi itu berkurang kian berkurang. Yang datang itu tambah kian bertambah. Proses kian berkurang, kian bertambah, saling mempengaruhi dan membawa berkah untuk pertumbuhan/kehidupan."
Sembahyang Zhongqiu adalah pernyataan syukur atas berkah Tian YME melalui bumi. Pada saat ini panen sedang melimpah. Maka umat Khonghucu bersembahyang syukur kepada she (malaikat bumi) atau sekarang dikenal sebagai Hok Tik Cing Sien (Fu De Zheng Shen). Bersembahyang pada malaikat bumi berkaitan erat dengan keyakinan umat Khonghucu bahwa kebajikan yang ditanam akan menurunkan berkah Tian melalui bumi bukan hanya pada dirinya tapi melimpah generasi ke generasi dan meluas pada seluruh umat manusia. Fu De Zheng Shen bermakna Malaikat Sejati yang Membawa Berkah atas Kebajikan. Fu = Berkah. De = Kebajikan. Zheng = Sejati, Kokoh, Benar. Shen = Roh, Malaikat.
"Tanggal 15 bulan 8 Yinli (Kongzili) adalah saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu cuaca baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat yang penuh berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat bumi yang menghasilkan berbagai biji-bijian dan buah-buahan.
—Tertulis dalam tata agama dan tata laksana upacara agama Khonghucu MATAKIN
Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang kepada Fu De Zheng Shen (Hok Tik Cing Sien, Malaikat Bumi), sebagai pernyataan syukur. Sebagai sajian khusus ialah Tiong Ciu Pia yang melukiskan bulat dan cemerlangnya bulan.

Bulan seperti juga bumi, melambangkan sifat Tai Yin (sifat negatif yang besar). Maka Tiong Ciu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Fu De Zheng Shen (Malaikat Bumi).

Di dalam Upacara Sembahyang Besar Zhongqiu hendaklah dihayati makna yang tersirat bahwa Tuhan Maha Besar, Maha Pengasih, dan segenap berkah karunia itu hendaknya mendorong dan meneguhkan iman, menjunjung dan memuliakan Kebajikan karena makna Fu De Zheng Shen ialah Malaikat Sejati yang Membawakan Berkah atas Kebajikan. Begitu selanjutnya tertulis dalam Tata Agama.
Menghormat kepada Fu De Zheng Shen hendaknya mengingatkan pula kepada sabda Nabi Yi Yin yang berbunyi, 'Sungguh milikilah yang satu-satunya, yaitu Kebajikan, Dialah yang benar-benar berkenan di hati Tuhan. Jangan berkata Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yakni Kebajikan.'"
Umat Khonghucu melakukan persembahyangan empat musim. Pada musim Semi (sembahyang Tahun Baru Imlek, Xin Nian) disebut Yue, pada musim Panas disebut Di (sembahyang Duan Yang), pada musim Rontok disebut Chang (sembahyang Zhongqiu/Tiong Chiu) dan pada musim Dingin disebut Zheng (sembahyang Dong Zhi/Tang Cek). Persembahyangan pada musim Panas (Di) mengungkapkan maraknya sifat Yang dan sembahyang musim Rontok (Chang) mengungkapkan maraknya sifat Yin (Li Ji XXII: 24, Sempurnanya Persembahyangan).

Oleh karena itu, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang Duan Yang di bulan 5 (go gwee/wu yue), berkaitan dengan Matahari (unsur Yang); sedangkan yang terkait dengan unsur Yin (Bulan) pada tanggal 15 bulan Delapan karena bulan purnama lebih sempurna dan paling dekat dengan bumi di antara Bulan Purnama (Yuan Yue) sepanjang tahun.

Berkaitan dengan spiritualitas dan filosofi yin yang, persembahyangan Zhongqiu adalah pesembahyangan yin, tak heran belakangan Zhongqiu dilukiskan dengan legenda Dewi Bulan Chang’e. Dewi atau perempuan seperti juga bulan dan bumi adalah unsur Yin.

Bila kita kaji lebih lanjut, empat musim berkaitan juga dengan yin yang. Musim Dingin (tai yin), musim semi (shao yang), musim panas (tai yang), dan musim rontok (shao yin). Negara dengan musim kemarau dan hujan seperti Indonesia, sebetulnya mengenal empat musim pula: musim kemarau (tai yang), pancaroba kemarau ke hujan (shao yin), hujan (tai yin), dan pancaroba hujan ke kemarau (shao yang). Seperti juga hari bukan hanya siang (tai yang) dan malam (tai yin) tapi ada pagi (shao yang) dan sore (shao yin). Dalam Liji dijelaskan bahwa persembahyangan berkaitan dengan musim berikut perlengkapan dan sajian tak lepas dari yin dan yang.
Kitab Yijing memberi petunjuk pada kita, satu yin satu yang itulah dao.
—Babaran Agung A.V.24)
Yang menyempurnakan peta itulah yang dinamai Qian, Pencipta; dan yang memberi bentuk tertentu itulah yang dinamai Kun, Ciptaan, Penanggap.
—(Babaran Agung A.V. 30)
Agama Khonghucu adalah agama yang religius-filosofis, di dalamnya terkandung nilai-nilai religi dan nilai-nilai filosofi. Religi dan filosofi adalah satu kesatuan yin-yang. Kita seringkali hanya memahami satu sudut, tak utuh dan tak tahu serta tak mau tahu ketiga sudut lainnya.

Sekedar ikut menjalankan tanpa memahami, hingga akhirnya nanar ditinggalkan oleh anak cucu yang tak lagi peduli dan berpindah haluan. (bwt)

KOMENTAR

BLOGGER
Nama

GERBANG,81,KIBAR KABAR,15,LAYAK NGERTI,50,LORONG,58,NOT,1,PILIHAN,117,SANGGURDI,7,SEPATU,8,TOPI,23,TSN,78,TSUN,4,USL,73,VIDEO,32,YUHO,1,ZATH,1,ZBWT,13,ZEF,23,ZEVA,1,ZKG,28,
ltr
item
Genta Rohani: Sembahyang dan Festival Zhong Qiu
Sembahyang dan Festival Zhong Qiu
Orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan.
https://cdn.shopify.com/s/files/1/0111/1729/7722/articles/timthumb_325c3c26-4205-4d02-9dbc-df4609dcf633.jpg?v=1531317682
Genta Rohani
https://www.gentarohani.com/2019/08/sembahyang-dan-festival-zhong-qiu.html
https://www.gentarohani.com/
https://www.gentarohani.com/
https://www.gentarohani.com/2019/08/sembahyang-dan-festival-zhong-qiu.html
true
9139491462367974246
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA Baca lebih Balas Batal Hapus Oleh Beranda PAGES POSTS View All Rekomendasi untuk Anda LABEL ARSIP CARI ALL POSTS Not found any post match with your request Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ menit lalu 1 jam lalu $$1$$ jam lalu Kemarin $$1$$ hari lalu $$1$$ minggu lalu lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN PREMIUM Harap SHARE untuk membuka kunci Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy