oleh: Uung Sendana Linggaraja GENTAROHANI.COM— Hari ini kita memperingati 91 tahun Sumpah Pemuda, hari bersejarah sarat makna yang ...
oleh: Uung Sendana Linggaraja
GENTAROHANI.COM—Hari ini kita memperingati 91 tahun Sumpah Pemuda, hari bersejarah sarat makna yang ditorehkan oleh para pemuda Indonesia dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Sejarah mencatat pula, para pemuda Indonesia yang memimpin perjuangan dan memproklamirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Salah satu cita-cita Nabi adalah mengasuh para muda dengan kasih sayang. (Lunyu V: 26) Ini menunjukkan betapa penting pemuda sebagai benih-benih yang perlu dipupuk agar menjadi bunga dan buah. Walau dalam prosesnya ada benih yang tidak menjadi bunga dan ada bunga yang tak menjadi buah.
Mengzi mengingatkan Raja Liang Hui Wang dalam Mengzi IA: 5.3 agar kepada para pemuda diberikan pendidikan Laku Bakti, Rendah Hati, Satya, dan Dapat Dipercaya, sehingga ke dalam dapat mengabdi kepada ayah bunda serta saudara-saudaranya, dan keluar dapat mengabdi kepada para tua-tua serta atasannya. Dengan melakukan ini, para pemuda akan mampu melindungi dan memajukan negara.
Nasihat Mengzi sejalan dengan sabda Nabi agar seorang muda, di rumah hendaklah berlaku bakti, di luar rumah hendaklah bersikap rendah hati, berhati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang berperi cinta kasih. Bila telah melakukan semua itu dan masih mempunyai kelebihan tenaga gunakanlah untuk mempelajari kitab-kitab.
—(Lunyu I: 6)
Pemuda perlu diasuh, diajak berdiskusi, dididik dengan penuh kasih sayang, dihormati dan kemudian diberi kesempatan. Mereka perlu diasuh, didorong, dituntun, didampingi, didukung dan kemudian dibiarkan memimpin di depan, dibiarkan menjadi bunga-bunga yang indah dan kemudian menjadi buah segar yang memberi kehidupan. Hal yang mudah dikatakan namun sering tak dilakukan.
Dalam era disrupsi sekarang ini, spirit yang diteladankan dan diajarkan oleh Zhisheng Kongzi dan Yasheng Mengzi tetap relevan, bukan saja bagi pemimpin negara tapi juga pemimpin organisasi dan orang tua dalam keluarga. Bagaimanapun juga pendidikan dan keteladanan etika moral dan budi pekerti dalam agama akan mengarahkan pemuda pada jalur yang benar dalam menatap masa depan yang lebih baik dan kemampuan dalam melindungi dan memajukan negara.
Tanpa nilai-nilai etika-moral yang bersumber dari nilai spiritual yang baik, bagaimana pemuda akan melakukan perbuatan baik sehingga layak dihormati dan menerima tongkat estafet? Maka pemuda perlu memperhatikan dan melaksanakan nasihat ini sebagai fondasi dasar kehidupan. Tentu saja bukan berarti melupakan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan agar menjadi manusia yang relevan.
Zaman terus berubah, namun ada nilai-nilai pokok yang universal, abadi dan relevan dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi yang dapat menjadi pedoman. (bwt)
Catatan:
Betapa pentingnya mengasuh pemuda sejak dini, pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi (1661-1722) dari Dinasti Qing, Lunyu I: 6 oleh Li Yuxiu dijadikan sumber utama penulisan Di Zi Gui (弟子規; pinyin=Dìzĭ Guī) atau Standar untuk menjadi seorang murid dan anak yang baik.
Dalam era disrupsi sekarang ini, spirit yang diteladankan dan diajarkan oleh Zhisheng Kongzi dan Yasheng Mengzi tetap relevan, bukan saja bagi pemimpin negara tapi juga pemimpin organisasi dan orang tua dalam keluarga. Bagaimanapun juga pendidikan dan keteladanan etika moral dan budi pekerti dalam agama akan mengarahkan pemuda pada jalur yang benar dalam menatap masa depan yang lebih baik dan kemampuan dalam melindungi dan memajukan negara.
Tanpa nilai-nilai etika-moral yang bersumber dari nilai spiritual yang baik, bagaimana pemuda akan melakukan perbuatan baik sehingga layak dihormati dan menerima tongkat estafet? Maka pemuda perlu memperhatikan dan melaksanakan nasihat ini sebagai fondasi dasar kehidupan. Tentu saja bukan berarti melupakan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan agar menjadi manusia yang relevan.
Zaman terus berubah, namun ada nilai-nilai pokok yang universal, abadi dan relevan dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi yang dapat menjadi pedoman. (bwt)
Catatan:
Betapa pentingnya mengasuh pemuda sejak dini, pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi (1661-1722) dari Dinasti Qing, Lunyu I: 6 oleh Li Yuxiu dijadikan sumber utama penulisan Di Zi Gui (弟子規; pinyin=Dìzĭ Guī) atau Standar untuk menjadi seorang murid dan anak yang baik.
KOMENTAR