Tidak Bisa Saling Mempengaruhi

Pada sosial media belakangan ini, banyak orang saling bersilang pendapat. Berdebat panjang tanpa akhir, saling menjelekkan, dan pada akhirnya saling menghujat. Semua merasa paling benar, dari kacamata mereka masing-masing.

不相为谋 
(bù xiāng wéi móu)

---

oleh: Suyena Adegunawan (陳書源 Tan Su Njan)   

---

GENTAROHANI.COM—Pada sosial media belakangan ini, banyak orang saling bersilang pendapat. Berdebat panjang tanpa akhir, saling menjelekkan, dan pada akhirnya saling menghujat. Semua merasa paling benar, dari kacamata mereka masing-masing.

《论语》Lun Yu -卫灵公 Wei Ling Gong - Sabda Suci XV - Rajamuda Wei Ling Gong, Pasal 40

子曰:「道不同，不相为谋。」
zǐ yuē dào bù tóng bù xiāng wéi móu

Nabi bersabda: "Kalau berlain Jalan Suci, tidak usah saling berdebat."

Dari ayat suci di atas kata 道 (dào) biasanya diterjemahkan dengan "Jalan Suci", sesungguhnya di samping tafsiran itu, ada berapa pengertian yang kita dapati dalam kehidupan sehari-hari:

1. 《中庸》 Kitab Zhong Yong Tengah Sempurna 率性之谓道 (shuài xìng zhī wèi dào), hidup mengikuti Watak Sejati itulah dinamai menempuh Jalan Suci;
2. 街 (jiē): jalan street; 路 (lù) : jalan; road;
3. 道理 (dào lǐ): pengertian, ajaran, way, rule;
4. 思想 (sī xiǎng) pikiran;
5. 天命 (tiān mìng) Firman Tuhan, Hukum Tuhan, perintah Tuhan;
6. 理想 (lǐ xiǎng) cita-cita; tujuan; idealisme;
7. 路是首走的 (lù shì shǒu zǒu de): jalan tempat lewat kepala, jalan pakai kepala, artinya ada pikiran sampai ke hati. Orang tahu akan perbuatan yang pantang dan layak, hasilnya akan sesuai dengan harapan semua pihak.

Orang yang Jalan Suci-nya sama dalam Agama Khonghucu disebut 道亲 (dào qīn), sama dengan kata "朋" (péng) "kawan-kawan"; teman belajar seguru (teman) dalam《论语》 Lun Yu 学而 – Yue-er – Sabda Suci I Belajar, Pasal 1.

Dalam arti yang lebih luas "kawan-kawan" berarti 同志为友 (tóng zhì wéi yǒu); 志同道合 (zhì tóng dào hé) teman sejalan, kawan seiman, Jalan Suci harmonis.

Kata 道不同 (dào bù tóng) berarti bukan teman dalam Jalan Suci, orang tidak seiman. Orang tidak seiman berarti jika orang-orang mempunyai agama, kepercayaan, atau pemikiran berbeda.
Daoputong dapat juga diterapkan untuk orang yang seiman, sama-sama 儒教 Jujiao, tetapi karena penafsiran, penerapan, atau pengembangan agama yang berbeda, timbullah berbagai aliran.

Pada zaman 春秋 hingga tahun 200 SM dikenang sebagai masa seratus aliran (Bai Jia 百家) zaman keemasan filsafat Tiongkok kuno disebut 诸子百家 (zhū zǐ bǎi jiā) atau 先秦诸子 (xiān qín zhū zǐ) atau 九流十家 (jiǔ liù shí jiā).

儒家 (rú jiā) adalah aliran dengan tokohnya 孔子 (kǒng zǐ)、孟子 (mèng zǐ)、荀子 (xún zǐ)、曾子 (céng zǐ)、子思 (zǐ sī)、dan 子夏 (zǐ xià).

Daoputong adalah aliran di luar Rujia seperti 道家 (dào jiā); 阴阳家 (yīn yáng jiā); 法家 (fǎ jiā); 名家 (míng jiā); 墨家 (mò jiā); 纵横家 (zòng héng jiā); 农家 (nóng jiā); dan 小说家 (xiǎo shuō jiā).

Ketika Nabi Kongzi pulang dari pengembaraan, yang memerintah (Raja Muda) di Negara Lu adalah Lu Aigong 鲁哀公 (lǔ āi gōng), sedangkan penguasa Keluarga Jisun 季孙氏 (jì sūn shì) Ji Kang Zi 季康子 (jì kāng zǐ).

Kembalinya Nabi Kongzi ke Negara Lu mendapat upacara penghormatan dari Lu Aigong dan Ji Kang Zi. Mereka selalu menyambut kedatangan Nabi dengan tangan terbuka. Mereka mengharapkan Nabi menjadi penasihat Negara Lu dan Keluarga Jisun tetapi mereka tidak mau memberi jabatan kepada Nabi, juga tidak pernah mendengarkan, apa lagi menjalankan nasehat-nasehat Nabi. Jadi kedudukan Nabi dalam pemerintahan hanya sebagai legitimasi kekuasaan, sekedar memberi harapan dan menghibur rakyat.

Maka keluarlah ayat ini dari "Kalau berlain Jalan Suci, tidak usah saling berdebat".

Sebenarnya kata 不相为谋 (bú xiāng wéi móu) adalah chengyu 成语 ungkapan yang artinya jalan sendiri-sendiri; satu tidak bisa mempengaruhi kepada yang lain; tidak ada titik pandang yang sama; idealisme yang sangat berbeda, tidak ada titik temu.

Sampai akhir hayatnya Nabi Kongzi tidak pernah lagi mempunyai peranan dalam urusan pemerintahan di Lu. Moral pemerintahan turun terus, bagi Nabi hal ini sangat menyedihkan dan Nabi tidak mau lagi terlibat dalam urusan negara, dan lebih memilih untuk menuliskan kembali karya-karya literatur klasik.

Pada masa akhir hidupnya, Nabi Kongzi menuliskan kembali buku tentang peristiwa- peristiwa sejarah yang terjadi dan kitab yang sudah ada pada masa Dinasti Xia, Xia Chao 夏朝 (xià cháo), Yin Chao 殷朝 (yīn cháo), dan Zhou Chao 周朝 (zhōu cháo), khususnya periode Musim Semi dan Gugur, Chunqiu Shidai 春秋时代 (chūn qiū shí dài). Di dalam bukunya tersebut dengan berani Nabi mengkritik kebijakan para pemimpin Lu 鲁国 (lǔ guó) dan menampilkan segala peristiwa yang terjadi di Lu secara apa adanya.

Sima Qian 司马迁 (sī mǎ qiān), penulis buku Catatan Sejarah, Shi Ji《史记》 (shǐ jì) menyatakan bahwa Kongzi menulis naskah buku bahan ajar Rujiao, Liujing 六经 (liù jīng) yang terdiri dari Shijing《诗经》 (shī jīng); Shujing 《书经》 (shū jīng); Lijing 《礼经》 (lǐ jīng); Yuejing《乐经》 (yuè jīng); Yijing 《易经》 (yì jīng); dan Chunqiujing 《春秋 经》 (chūn qiū jīng). (bwt)