Hingga malam ini,
baru kusadari...
selama ini hatiku hanya setengah penuh.
Tak pernah kukenal sebelumnya,
buah yang dapat menutrisi jiwa.
Tapi kini kulihat,
yang dapat melepas dahaga kerinduan ini.
Kini kulihat sudah,
paras dari sebuah kasih.
Dalam keheningan,
aku cemas...
hatiku hanya akan menjadi kata-kata yang tak terdengar.
Di dalam kulit yang menyebelah,
kusadari kini...
selerang hanyalah cadar yang menyelubungi jiwa.
Kini kulihat sudah,
paras dari sebuah kasih.
Genggam erat tanganku dan ketahuilah,
dengan ini kuberikan segenap hatiku,
tak ingin pernah lagi terpisah,
pasrahkan Keabadian yang mulai bergulir.
Jika kau adalah api,
biarlah aku musnah tuntas di dalammu.
Jika kau adalah angin,
biarlah kau menembus sempurna tubuhku.
Karena...
Kusadari kini,
selerang hanyalah cadar yang menyelubungi jiwa.
Kini kulihat sudah,
paras dari sebuah kasih.
Berkah dari Tuhan,
paras dari sebuah kasih.
oleh Budi Wangsa Tedy
KOMENTAR