Sepasang Qilin dari Timur, setiap ucapan mereka seperti Qilin yang menyemburkan api, membakar semangat yang muda untuk terus bangkit.
oleh: Etno Frandy |

GENTAROHANI.COM— Dua puluh lima tahun tahun sudah perkawinan Budi Wijaya dan Lany Guito, anak mereka pun sudah dewasa. Masih segar dalam ingatan kita pasangan ini menggugat Kantor Catatan Sipil Surabaya, yang menolak mencatat perkawinan secara agama Konghucu.
Di PTTUN dan PTUN mereka kalah dan akhirnya baru memenangkan perkara di MA (Mahkamah Agung). Perjuangan yang lama dan sangat melelahkan, menguras tenaga, pikiran, dan uang. Akhirnya kebenaranlah yang menang, walaupun memakan waktu lima tahun.
Kenapa Budi Wijaya dan Lany Guito begitu ngotot, tidak mau cincai sedikit aja?
Kenapa Budi Wijaya dan Lany Guito begitu ngotot, tidak mau cincai sedikit aja?
Kan, tidak perlu repot dan bisa santai menikmati kehidupan baru mereka. Tentu saja keluarga baru membutuhkan tenaga, pikiran, dan uang yang tidak sedikit, apalagi menghadapi kelahiran anak pertama mereka.
Minggu lalu saya mengikuti zoom meeting yang diadakan oleh WOW. Pak Budi Wijaya berbicara, mereka meminta petunjuk kepada Tian menurut Kitab Yijing, yang mengatakan: "Revolusi" atau "Mati". Mereka memilih revolusi, memilih untuk melanjutkan perjuangan melawan ketidakadilan yang dialami umat Konghucu di Indonesia.
Di dalam Lunyu Jilid XIII, Zilu 1:
Minggu lalu saya mengikuti zoom meeting yang diadakan oleh WOW. Pak Budi Wijaya berbicara, mereka meminta petunjuk kepada Tian menurut Kitab Yijing, yang mengatakan: "Revolusi" atau "Mati". Mereka memilih revolusi, memilih untuk melanjutkan perjuangan melawan ketidakadilan yang dialami umat Konghucu di Indonesia.
Di dalam Lunyu Jilid XIII, Zilu 1:
Zilu bertanya tentang pemerintahan.
Nabi bersabda, "Jadikanlah dirimu pelopor dalam berjerih payah melaksanakan tugas."
Zilu minta penjelasan. Nabi bersabda, "Pantang merasa capai."
Mereka menjadikan diri mereka pelopor bagi umat Konghucu di Indonesia. Itulah ciri khas seorang Junzi yaitu pelopor, bukan pengekor. Konsekuensi seorang pelopor adalah gagal, fitnah, caci maki, dicibir, dianggap remeh, dipandang sebelah mata, kecewa, dan banyak lagi.
Setelah berhasil, banyak yang mendadak menjadi pahlawan kesiangan, yang memuji dan mendekat.
Mereka tidak butuh pujian dan sanjungan. Kepribadian mereka luar biasa, sederhana dan rendah hati.
Kata mereka, hidup itu harus menjadi teladan, bukan nasehat. Lebih baik satu contoh keteladanan daripada seribu nasehat. Mereka berjuang tidak mengenal lelah dan tidak terputus selama dua puluh lima tahun, tidak ada yang bisa menghalangi, menakuti apalagi mengancam. Kesehatan bukan ancaman, keuangan bukan halangan bagi mereka.
Sepasang Qilin dari Timur, setiap ucapan mereka seperti Qilin yang menyemburkan api, membakar semangat yang muda untuk terus bangkit dan semangat mengisi setiap ruang-ruang yang ada dalam MATAKIN. Setiap gerak mereka seperti Qilin yang cepat dan ringan untuk mengajak kita cepat dan tepat, mengejar ketertinggalan kita. Matanya yang tajam, seperti Qilin yang terus mengawasi kita agar tetap fokus dan jangan buang-buang waktu. Tubuh mereka seperti Qilin, kuat dan kokoh. Meneladani kita jangan cengeng dan mengeluh, kita harus keras terhadap diri kita sendiri.
Dalam Zhong Yong Bab XVI: 2:
Kata mereka, hidup itu harus menjadi teladan, bukan nasehat. Lebih baik satu contoh keteladanan daripada seribu nasehat. Mereka berjuang tidak mengenal lelah dan tidak terputus selama dua puluh lima tahun, tidak ada yang bisa menghalangi, menakuti apalagi mengancam. Kesehatan bukan ancaman, keuangan bukan halangan bagi mereka.
Sepasang Qilin dari Timur, setiap ucapan mereka seperti Qilin yang menyemburkan api, membakar semangat yang muda untuk terus bangkit dan semangat mengisi setiap ruang-ruang yang ada dalam MATAKIN. Setiap gerak mereka seperti Qilin yang cepat dan ringan untuk mengajak kita cepat dan tepat, mengejar ketertinggalan kita. Matanya yang tajam, seperti Qilin yang terus mengawasi kita agar tetap fokus dan jangan buang-buang waktu. Tubuh mereka seperti Qilin, kuat dan kokoh. Meneladani kita jangan cengeng dan mengeluh, kita harus keras terhadap diri kita sendiri.
Dalam Zhong Yong Bab XVI: 2:
"Maka seorang yang mempunyai kebajikan besar niscaya mendapat kedudukan, mendapat berkah, mendapat nama dan mendapat panjang usia."
Sekarang Pak Budi Wijaya mengemban tugas sebagai Ketua Luar Negri. Dan Ibu Lany Guito ditugaskan menjadi Ketua Pendidikan Dasar dan Menengah, di dalam kepengurusan MATAKIN 2018–2022.
Perjuangan belum selesai, masih jauh.
Butuh keteladanan dan bisa mempersatukan semua. Sepasang Qilin ini sudah banyak meneladani kita. Saya jadi malu, masih sedikit yang telah kita perbuat, lebih banyak mengeluh dan menyesal. Saya berharap pemimpin MATAKIN nantinya dari sepasang Qilin ini, terutama Qilin Yin.
Kenapa tidak?
Selamat Ulang Tahun Perkawinan yang ke-25.
Selamat Ulang Tahun Perkawinan yang ke-25.
Sukses, sehat, dan bahagia selalu.
Tian Bao. (bwt)
Tian Bao. (bwt)
Kapal berlabuh di Tanjung Perak,
singgah di Boen Bio Surabaya.
Selamat Ulang Tahun Perak,
sukses, bahagia, dan selalu jaya.
KOMENTAR