Diambil dari status FB Januari 2018 dengan penyesuaian seperlunya.
Tahun ini akan seperti tahun tahun lalu bagi kita yang terlena, angka akan berganti dan kita pun menua, untuk nanti menetapi takdir kita, raga akan kembali ke bumi, dan semangat akan pulang ke atas diiringi wewangian dupa, itu pun bagi yang percaya.
Tinggal sukma dan arwah kita tetap mengembara di dunia ataukah kembali ke rumahnya yang abadi. Dalam dunia yang terus berkembang 'maju' atau mungkin sebenarnya melangkah 'mundur', kita dihadapkan pada banyak pilihan.
Apakah kita akan membiarkan waktu berlalu tanpa makna ataukah kita isi dengan karya?
Tatkala Nabi berdiri di tepi sebuah sungai bersabda, "Semuanya mengalir pergi seperti ini. Siang malam tiada henti-hentinya."—Lunyu IX: 17
Nabi bersabda, "Berbicarakah Tuhan YME? Empat musim beredar dan segenap makhluk tumbuh. Berbicarakah Tuhan YME?"—Lunyu XVII: 19.3
Walau sang waktu tak peduli, kita manusia tentu mempunyai asa agar ada 'sesuatu' yang tertoreh generasi ke generasi atau justeru kita telah tak punya asa sehingga kita juga tak peduli menyerahkan diri pada sang waktu?
Bagi yang punya asa, banyak pilihan terbentang, yang kadang justru membuat kita tak mampu mendayakan pikiran kita pada satu atau beberapa.
Maka agar asa kita tetap membara dan karya kita ada, kita perlu menata hati dan pikiran kita, mengabaikan hal-hal yang merintangi fokus kita.
Tak mudah memang karena itu berarti ada kesenangan, ada kepuasan, ada eksistensi, ada berbagai hal yang kita tak larut di dalamnya. Ya, itulah pilihan manusia yang masih punya asa.
Sang waktu akan terus berlari dalam takdirnya, kita hanya akan ada dalam nasib kita, dengan simpul2 karya tanpa kita punya kemampuan mengubah takdir yang sudah ditetapkan Sang Kuasa.
Bagi yang punya asa, banyak pilihan terbentang, yang kadang justru membuat kita tak mampu mendayakan pikiran kita pada satu atau beberapa.
Maka agar asa kita tetap membara dan karya kita ada, kita perlu menata hati dan pikiran kita, mengabaikan hal-hal yang merintangi fokus kita.
Tak mudah memang karena itu berarti ada kesenangan, ada kepuasan, ada eksistensi, ada berbagai hal yang kita tak larut di dalamnya. Ya, itulah pilihan manusia yang masih punya asa.
Sang waktu akan terus berlari dalam takdirnya, kita hanya akan ada dalam nasib kita, dengan simpul2 karya tanpa kita punya kemampuan mengubah takdir yang sudah ditetapkan Sang Kuasa.
KOMENTAR