oleh: Uung Sendana Linggaraja | GENTAROHANI.COM— Akan ada yang berbeda dalam perayaan dan ibadah Sincia tahun 2572 Kongzili in...
oleh: Uung Sendana Linggaraja |
Bila Anda masih sayang nyawa papa, mama, kakek, nenek, suami, istri, anak, sepupu, dan anggota keluarga lainnya:Imbauan ini adalah imbauan khas dari orang yang ikut merayakan Sincia tanpa mengetahui secara utuh makna Sincia dan telah tercerabut dari akar budaya dan akar agamanya. Hal tersebut nampak jelas dari bunyi imbauan agar Sincia ditiadakan dan angka 2021 yang digunakan.Janganlah korbankan keluarga Anda hanya karena ingin makan enak dan demi angpao!
- TIADAKAN makan malam bersama Sincia 2021 dengan anggota keluarga yang tidak serumah
- TIADAKAN saling berkunjung-kunjungan selama masa Sincia tahun ini, walaupun antar sesama keluarga kandung tapi tidak serumah.
- Kumpul keluarga selama masa liburan sudah terbukti menjadi ajang besar penularan COVID-19; lihatlah banyaknya kasus dan korban meninggal di Amerika setelah liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
- Sekitar 60% penularan COVID-19 terjadi tanpa ada gejala; anggota keluarga yang tidak sakit bukan berarti tidak menular
- COVID-19 mutasi Inggris dan Afrika Selatan sudah keliling dunia dan 70% lebih menular; COVID-19 sekarang menular jauh lebih gampang
Tiadakan Sincia tahun ini agar Anda semua bisa merayakan Sincia bersama keluarga di tahun-tahun banyak ke depan!
Beritahu seluruh keluarga dan teman Anda jauh-jauh hari sebelumnya bahwa Anda tidak akan terima tamu selama Sincia tahun ini;
WhatsApp dan Zoom video call sudah cukup;
Angpao bisa ditransfer. 😀
Saya pikir poin anjuran TIADAKAN sangat baik untuk diikuti, tapi bukan berarti Sincia 2572 Kongzili ditiadakan. Karena bagi umat Khonghucu, Sincia bukanlah sekedar kunjung mengunjungi dan makan bersama. Umat Khonghucu mewarisi tradisi Sincia secara utuh.
Sincia adalah Hari Raya Keagamaan yang bersendikan nilai-nilai keluarga yang tidak hanya mencakup orang yang masih hidup tapi juga para leluhur dan keluarga yang telah mendahulu dan menghubungkan manusia dengan Tian, Tuhan Yang Maha Esa serta alam.
Dalam menyambut, memasuki, dan menutup Sincia atau Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu beribadah kepada Tian dan leluhur serta para Shen atau malaikat, baik malaikat dapur maupun malaikat bumi. Peribadahan Sincia atau Tahun Baru Imlek pada hakikatnya dilaksanakan di rumah oleh anggota keluarga.
Makan malam bersama di malam Sincia yang diimbau ditiadakan sebetulnya berkaitan erat dengan persembahyangan akhir tahun (Chu Xi 除夕), begitu pula saling berkunjung dan berbagi angpao selama Sincia tak terlepas dari persembahyangan Sincia (Xin Chun 新春) yang dilaksanakan di rumah. Hanya—akhir-akhir ini—karena banyak orang yang berpindah agama dan tak mengikuti tradisi secara utuh, persembahyangan keluarga yang wajib dilaksanakan malah ditinggalkan, yang tersisa hanya makan-makan dan kunjung mengunjungi berbagi angpao tanpa tahu lagi apa hakikatnya.
Sincia 2572 sekali lagi akan memperlihatkan pada kita perbedaan umat Khonghucu memaknai Sincia dengan mereka yang hanya ikut merayakan dan telah keluar dari root culture dan root religion-nya. Pada dasarnya agama dan tradisi Khonghucu yang banyak mempengaruhi orang Tionghoa berpokok dalam keluarga, orang tua bertindak sebagai pemimpin ritual persembahyangan pada Tian serta orang tua dan leluhur, yang kemudian diwariskan pada anak-anaknya generasi ke generasi.
Dalam menyambut, memasuki, dan menutup Sincia atau Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu beribadah kepada Tian dan leluhur serta para Shen atau malaikat, baik malaikat dapur maupun malaikat bumi. Peribadahan Sincia atau Tahun Baru Imlek pada hakikatnya dilaksanakan di rumah oleh anggota keluarga.
Makan malam bersama di malam Sincia yang diimbau ditiadakan sebetulnya berkaitan erat dengan persembahyangan akhir tahun (Chu Xi 除夕), begitu pula saling berkunjung dan berbagi angpao selama Sincia tak terlepas dari persembahyangan Sincia (Xin Chun 新春) yang dilaksanakan di rumah. Hanya—akhir-akhir ini—karena banyak orang yang berpindah agama dan tak mengikuti tradisi secara utuh, persembahyangan keluarga yang wajib dilaksanakan malah ditinggalkan, yang tersisa hanya makan-makan dan kunjung mengunjungi berbagi angpao tanpa tahu lagi apa hakikatnya.
Sincia 2572 sekali lagi akan memperlihatkan pada kita perbedaan umat Khonghucu memaknai Sincia dengan mereka yang hanya ikut merayakan dan telah keluar dari root culture dan root religion-nya. Pada dasarnya agama dan tradisi Khonghucu yang banyak mempengaruhi orang Tionghoa berpokok dalam keluarga, orang tua bertindak sebagai pemimpin ritual persembahyangan pada Tian serta orang tua dan leluhur, yang kemudian diwariskan pada anak-anaknya generasi ke generasi.
Dalam persembahyangan ini disadari atau tidak, diajarkan pula mengenai tata susila dan hubungan kekerabatan. Saat pokok ini runtuh, maka seluruh tradisi keagamaan dan budaya inipun akan runtuh. Tak terkecuali budaya Tionghoa yang banyak dipengaruhi oleh ajaran Khonghucu.
Umat Khonghucu tentu akan tetap 'merayakan' Sincia terutama melakukan persembahyangan dan menghormarti yang lebih tua maupun bersilaturahmi kerabat apapun kondisinya. Karena tradisi utuh yang diwarisinya dari leluhur adalah demikian. Tak pernah Sincia akan ditiadakan.
Umat Khonghucu tentu akan tetap 'merayakan' Sincia terutama melakukan persembahyangan dan menghormarti yang lebih tua maupun bersilaturahmi kerabat apapun kondisinya. Karena tradisi utuh yang diwarisinya dari leluhur adalah demikian. Tak pernah Sincia akan ditiadakan.
Pada era orde baru, saat pemerintahan saat itu memberangus semua yang berbau Tionghoa, termasuk agama yang berasal dari Tiongkok, yaitu agama Khonghucu, umat Khonghucu tidak pernah meniadakan Sincia, umat Khonghucu tetap 'merayakan' Sincia.
Maka, di pandemi COVID-19 ini, umat Khonghucu seperti saat orde baru, tetap akan bersembahyang, bersilaturahmi, dan berbagi kepada sesamanya dalam merayakan Sincia walau ada penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi yang ada.
Dalam melaksanakan persembahyangan Sincia di altar orang tua dan leluhur bisa dilakukan penyesuaian dengan mengatur jadwal sembahyang berurutan dari orang tua, anak paling besar bergiliran dengan anggota keluarganya terus berurutan hingga yang paling kecil masing-masing keluarga mendapat jatah 30-60 menit. Penjadwalan sembahyang dilakukan agar dapat menghindari bertemu secara fisik atau berkerumun.
Dalam melaksanakan persembahyangan Sincia di altar orang tua dan leluhur bisa dilakukan penyesuaian dengan mengatur jadwal sembahyang berurutan dari orang tua, anak paling besar bergiliran dengan anggota keluarganya terus berurutan hingga yang paling kecil masing-masing keluarga mendapat jatah 30-60 menit. Penjadwalan sembahyang dilakukan agar dapat menghindari bertemu secara fisik atau berkerumun.
Untuk makan malam masing-masing keluarga dapat membawa masakan sembahyang akhir tahun yang tidak disajikan di altar, ke rumah masing-masing. Makan malam dimulai dengan saling menyapa secara daring. Makanan yang disajikan di altar dalam persembahyangan akhir tahun bisa dimakan atau dibawa saat kembali bersembahyang pada hari tahun baru yang juga telah diatur jadwalnya.
Untuk menyapa dan memberi hormat pada yang lebih tua dan pai cia kepada kerabat dapat dilakukan secara daring. Kita punya waktu dua minggu hingga penutupan Sincia, yaitu saat sembahyang Shang Yuan 上元 .
Perayaan Sincia bukanlah semata-mata budaya makan malam dan kunjung mengunjungi. Budaya yang melatar belakangi berkaitan erat dengan persembahyangan.
Alangkah baik bila orang-orang Tionghoa yang masih mau meneruskan tradisi Sincia bukan sekedar meneruskan tradisi makan malam dan kunjung mengunjungi tapi meneruskan tradisi ini sebagai paket utuh, dengan mengikuti persembahyangan pada orang tua dan leluhur. Dengan demikian tradisi yang diwarisi adalah tradisi yang utuh, dan tradisi tersebut dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, generasi ke generasi secara utuh pula.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah peliharalah altar leluhur sehingga tradisi ini dapat terus berlanjut. Kalau Anda sudah tidak punya altar leluhur, lakukanlah persembahyangan pada leluhur setidaknya dalam tiga momen dalam 'tradisi Tionghoa': saat Zuoji, Qing Ming, dan Sincia.
Perayaan Sincia bukanlah semata-mata budaya makan malam dan kunjung mengunjungi. Budaya yang melatar belakangi berkaitan erat dengan persembahyangan.
Alangkah baik bila orang-orang Tionghoa yang masih mau meneruskan tradisi Sincia bukan sekedar meneruskan tradisi makan malam dan kunjung mengunjungi tapi meneruskan tradisi ini sebagai paket utuh, dengan mengikuti persembahyangan pada orang tua dan leluhur. Dengan demikian tradisi yang diwarisi adalah tradisi yang utuh, dan tradisi tersebut dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, generasi ke generasi secara utuh pula.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah peliharalah altar leluhur sehingga tradisi ini dapat terus berlanjut. Kalau Anda sudah tidak punya altar leluhur, lakukanlah persembahyangan pada leluhur setidaknya dalam tiga momen dalam 'tradisi Tionghoa': saat Zuoji, Qing Ming, dan Sincia.
Bukankah persembahyangan dengan segala pernak pernik dan perlengkapannya seperti juga makan malam dan saling kunjung mengunjungi adalah tradisi dalam perayaan Sincia yang Anda dan saya warisi dari leluhur kita?
Selamat merayakan Sincia 2572 Kongzili.
Selamat merayakan Sincia 2572 Kongzili.
Gong He Xin Xi Wan Shi Ru Yi. (bwt)
Daxue IX: 1, Daxue IX: 3, Zhongyong XIX:5, Zhongyong XVIII: 4, Zhongyong XVIII: 3, Lunyu XV: 11, Mengzi VIIB: 9.
KOMENTAR