Ajaran Kongzi yang diwakili oleh “Sabda Suci" memiliki pengaruh yang besar dalam masyarakat Tiongkok selama lebih dari 2000 tahun.
孔子的人格魅力 (kǒng zǐ de rén gé mèi lì)
diterjemahkan oleh: Suyena Adegunawan (陳書源 Tan Su Njan) |
sumber: http://www.kmzx.org/wenhua/rujia/41722.html
sumber: http://www.kmzx.org/wenhua/rujia/41722.html
GENTAROHANI.COM—Mengapa Kongzi menjadi Guru Teladan Berlaksa Abad? Jika dengan teliti membaca “Sabda Suci", kita akan menemukan bahwa Kongzi adalah orang yang mempunyai kepribadian beragam, terkadang sangat mengesankan. Ajaran Kongzi yang diwakili oleh “Sabda Suci" memiliki pengaruh yang besar dalam masyarakat Tiongkok selama lebih dari 2000 tahun. Kongzi juga dianggap sebagai Guru Teladan Berlaksa Abad. Tentu itu berasal dari pemikiran yang luas dan mendalam, tetapi juga ada hubungan sangat kuat dengan pesona kepribadian yang dimiliki Kongzi.
Murid Kongzi menyaksikan sendiri pesona kepribadian Kongzi dan tertarik karenanya. Dalam Sabda Suci VII Meneruskan disebutkan: “Nabi sangat ramah tamah tetapi sungguh-sungguh; agung tetapi tidak nampak bengis; dan, penuh hormat tetapi wajar". Mengzi berkata: “Kongzi ialah Nabi segala masa. Kongzi dinamakan: Yang Lengkap, Besar, Sempurna“;
Ini adalah gambaran garis besar kepribadian Kongzi. Lebih dari itu Yanyuan (Yanhui) memuji Kongzi: “Bila kupandang, terasa bertambah tinggi; semakin kugali, terasa bertambah dalam. Kadang-kadang kupandang nampak berdiri di muka, sekonyong-konyong ternyata ada di belakang. Demikianlah Guru selalu dengan baik meluaskan pengetahuanku dengan Kitab-kitab dan melatih diriku dengan Kesusilaan, sehingga walaupun kadang-kadang ingin menghentikan belajar, ternyata tidak dapat. Aku sudah menggunakan segenap kepandaianku, sehingga terasa teguh dan nampak jelas di mukaku; tetapi untuk mencapainya ternyata masih belum dapat juga. (Sabda Suci IX - Yang Jarang Dilakukan Nabi)
Bahkan dari sudut pandang orang zaman sekarang, Kongzi sangat dihargai dan dipelajari di banyak tempat.
Kongzi sendiri mengakui diriNya: “Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu. Usia 30 tahun, tegaklah pendirian. Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran. Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian. Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima kebenaran). Dan usia 70 tahun, Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran." (Sabda Suci II Memerintah)
Melalui akumulasi pembelajaran yang tiada henti itulah Kongzi telah meningkat selangkah demi selangkah, sehingga mencapai keadaan “dapat mengikuti hati". Kongzi belajar bagaikan orang kelaparan dan kehausan, terus mencari kesempatan untuk memperkaya dirinya sendiri, "Pada waktu berada di Bio Besar, segala sesuatu ditanyakan lebih dahulu." (Sabda Suci X - Kampung Halaman)
Kongzi percaya bahwa belajar membutuhkan sikap yang benar, “Bila mengerti berlakulah sebagai orang yang mengerti; bila tidak mengerti berlakulah sebagai orang yang tidak mengerti.“ (Sabda Suci II - Memerintah)
Murid Kongzi menyaksikan sendiri pesona kepribadian Kongzi dan tertarik karenanya. Dalam Sabda Suci VII Meneruskan disebutkan: “Nabi sangat ramah tamah tetapi sungguh-sungguh; agung tetapi tidak nampak bengis; dan, penuh hormat tetapi wajar". Mengzi berkata: “Kongzi ialah Nabi segala masa. Kongzi dinamakan: Yang Lengkap, Besar, Sempurna“;
Ini adalah gambaran garis besar kepribadian Kongzi. Lebih dari itu Yanyuan (Yanhui) memuji Kongzi: “Bila kupandang, terasa bertambah tinggi; semakin kugali, terasa bertambah dalam. Kadang-kadang kupandang nampak berdiri di muka, sekonyong-konyong ternyata ada di belakang. Demikianlah Guru selalu dengan baik meluaskan pengetahuanku dengan Kitab-kitab dan melatih diriku dengan Kesusilaan, sehingga walaupun kadang-kadang ingin menghentikan belajar, ternyata tidak dapat. Aku sudah menggunakan segenap kepandaianku, sehingga terasa teguh dan nampak jelas di mukaku; tetapi untuk mencapainya ternyata masih belum dapat juga. (Sabda Suci IX - Yang Jarang Dilakukan Nabi)
Bahkan dari sudut pandang orang zaman sekarang, Kongzi sangat dihargai dan dipelajari di banyak tempat.
1. Cendekiawan yang Rajin Tidak Kenal Lelah
Kongzi adalah model otodidak, rajin dan tak kenal lelah belajar adalah tema sepanjang hidup Kongzi. Melalui kerja keras belajar Kongzi menguasai pengetahuan yang mendalam dan memberikan pengajaran untuk menjadi pendidik dan pemikir yang besar.Kongzi sendiri mengakui diriNya: “Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu. Usia 30 tahun, tegaklah pendirian. Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran. Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian. Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima kebenaran). Dan usia 70 tahun, Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran." (Sabda Suci II Memerintah)
Melalui akumulasi pembelajaran yang tiada henti itulah Kongzi telah meningkat selangkah demi selangkah, sehingga mencapai keadaan “dapat mengikuti hati". Kongzi belajar bagaikan orang kelaparan dan kehausan, terus mencari kesempatan untuk memperkaya dirinya sendiri, "Pada waktu berada di Bio Besar, segala sesuatu ditanyakan lebih dahulu." (Sabda Suci X - Kampung Halaman)
Kongzi percaya bahwa belajar membutuhkan sikap yang benar, “Bila mengerti berlakulah sebagai orang yang mengerti; bila tidak mengerti berlakulah sebagai orang yang tidak mengerti.“ (Sabda Suci II - Memerintah)
Kongzi senang belajar dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang pembelajaran. Dia berkata: “Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan?" (Sabda Suci I Belajar)
Juga dikatakan: "Orang yang memahami Ajaran Lama lalu dapat menerapkan pada yang Baru, dia boleh dijadikan guru.“ (Sabda Suci II - Memerintah)
Dalam Sabda Suci VII - Meneruskan tercatat: "Ketika di Negeri Qi, Nabi mendengar lagu Shao; tiga bulan tidak merasakan kelezatan daging, lalu bersabda: "Tidak Kusangka demikian besar pengaruh musik atas manusia“, untuk hal ini dalam Buku Catatan Sejarah, "Catatan Keluarga Kongzi, catatan kejadian ini sedikit berbeda: “berbicara tentang musik dengan guru besar dari Negara Qi, mendengar musik Shao, dan mempelajari musik Shao, sampai mabuk hingga tidak tahu rasa daging selama tiga bulan, orang Negara Qi memuji Kongzi".
Tai Shi Gong menambahkan 2 huruf "belajar". Menggabungkan dua narasi ini, terlihat bahwa di Negara Qi, Kongzi berdiskusi tentang musik dengan Taishi (guru besar), dan tertarik dengan musik "Shao" setelah menikmati suara "Shao". Kemudian dia bekerja tanpa lelah untuk belajar, sehingga “tiga bulan tidak merasakan kelezatan daging", dari sini menemukan rasa senang yang terbesar. Hal ini sejalan dengan semangat Kongzi bahwa “Yang mengerti belum sebanding dengan yang menyukai, sedangkan yang menyukai belum sebanding dengan yang dapat merasakan gembira di dalamnya." (Sabda Suci VI Yong Ye)
Kongzi memiliki tuntutan yang sangat ketat untuk belajar, “Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula." (Sabda Suci VIII - Tai Bo), Dia sering khawatir akan mundur jika dia tidak maju dalam studinya, maka Dia selalu mendorong dirinya sendiri. Kongzi sangat ingin belajar, tetapi tidak memiliki tuntutan yang tinggi terhadap dunia luar. "Seorang Junzi, makan tidak mengutamakan kenyangnya; bertempat tinggal tidak mengutamakan enaknya, ia tangkas di dalam tugasnya dan hati-hati di dalam kata-katanya. Bila mendapatkan seorang yang hidup di dalam Jalan Suci, ia menjadikannya teladan meluruskan hati. Demikianlah seorang yang benar-benar suka belajar.“ (Sabda Suci I Belajar)
"Seorang siswa yang benar-benar hendak hidup di dalam Jalan Suci, tetapi masih malu berpakaian buruk dan makan tidak enak, sesungguhnya ia belum masuk hitungan." (Sabda Suci IV Hidup Di Antara Orang Berperi Cinta Kasih)
Dalam Sabda Suci VII - Meneruskan tercatat: "Ketika di Negeri Qi, Nabi mendengar lagu Shao; tiga bulan tidak merasakan kelezatan daging, lalu bersabda: "Tidak Kusangka demikian besar pengaruh musik atas manusia“, untuk hal ini dalam Buku Catatan Sejarah, "Catatan Keluarga Kongzi, catatan kejadian ini sedikit berbeda: “berbicara tentang musik dengan guru besar dari Negara Qi, mendengar musik Shao, dan mempelajari musik Shao, sampai mabuk hingga tidak tahu rasa daging selama tiga bulan, orang Negara Qi memuji Kongzi".
Tai Shi Gong menambahkan 2 huruf "belajar". Menggabungkan dua narasi ini, terlihat bahwa di Negara Qi, Kongzi berdiskusi tentang musik dengan Taishi (guru besar), dan tertarik dengan musik "Shao" setelah menikmati suara "Shao". Kemudian dia bekerja tanpa lelah untuk belajar, sehingga “tiga bulan tidak merasakan kelezatan daging", dari sini menemukan rasa senang yang terbesar. Hal ini sejalan dengan semangat Kongzi bahwa “Yang mengerti belum sebanding dengan yang menyukai, sedangkan yang menyukai belum sebanding dengan yang dapat merasakan gembira di dalamnya." (Sabda Suci VI Yong Ye)
Catatan:
太史公 Tai Shi Gong : nama lain dari Sima Qian 司马迁, penulis 《史记》Catatan Sejarah.
Kongzi memiliki tuntutan yang sangat ketat untuk belajar, “Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula." (Sabda Suci VIII - Tai Bo), Dia sering khawatir akan mundur jika dia tidak maju dalam studinya, maka Dia selalu mendorong dirinya sendiri. Kongzi sangat ingin belajar, tetapi tidak memiliki tuntutan yang tinggi terhadap dunia luar. "Seorang Junzi, makan tidak mengutamakan kenyangnya; bertempat tinggal tidak mengutamakan enaknya, ia tangkas di dalam tugasnya dan hati-hati di dalam kata-katanya. Bila mendapatkan seorang yang hidup di dalam Jalan Suci, ia menjadikannya teladan meluruskan hati. Demikianlah seorang yang benar-benar suka belajar.“ (Sabda Suci I Belajar)
"Seorang siswa yang benar-benar hendak hidup di dalam Jalan Suci, tetapi masih malu berpakaian buruk dan makan tidak enak, sesungguhnya ia belum masuk hitungan." (Sabda Suci IV Hidup Di Antara Orang Berperi Cinta Kasih)
Kongzi menempatkan belajar sebagai urusan seumur hidup, dalam belajar terus membina diri. Dia berkata: “Kalau dipanjangkan usiaKu sehingga mencapai umur 50 tahun untuk meyakinkan Kitab Yijing, niscaya Aku dapat membebaskan diri dari kesalahan-kesalahan besar." (Sabda Suci VII Meneruskan)
Kongzi dengan kuat menghargai ketekunan dan keinginan untuk belajar, orang tanpa gangguan. Ia berkata: “Orang yang setelah belajar tiga tahun tanpa sedikitpun mengingat akan hadiahnya, sesungguhnya jarang didapat." (Sabda Suci VIII - Tai Bo)
Dia berkata: “Apakah Aku harus menjadi buah labu pahit yang hanya digantung tanpa dimakan?" (Sabda Suci XVII - Yang Huo), artinya adalah, menyatakan gagasan untuk secara aktif menjaga perdamaian dunia. Namun, Penjaga tapal Batas Negeri Yi percaya bahwa “Tuhan menjadikan Guru selaku Mu Duo (Genta Rohani)." (Sabda Suci III - Tarian Delapan Baris)
Ini berarti bahwa Kongzi harus menggunakan pengetahuan untuk memainkan perannya dalam propaganda dan pendidikan dunia seperti “Genta Rohani". Terlepas dari apakah itu “Mu Duo" atau bukan “labu pahit", artinya sama, yaitu perlu mengurus masyarakat secara nyata agar bakat individu dapat melayani masyarakat.
Kongzi terkadang mengusulkan “Tuhan" untuk menopang dirinya dan pekerjaanNya. Ketika berkeliling dunia, Kongzi dikepung oleh orang Kuang, pada saat itu situasinya sangat kritis, dan murid-muridNya diliputi rasa takut. Kongzi berkata: “Sepeninggal Raja Wen, bukankah Kitab-kitabnya Aku yang mewarisi? Bila Tuhan hendak memusnahkan Kitab-Kitab itu. Aku sebagai orang yang lebih kemudian, tidak akan memperolehnya. Bila Tuhan tidak hendak memusnahkan Kitab-Kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang Negeri Kuang atas diriKu?".
Sima Huantui dari Negara Song ingin mencelakakan Kongzi, Kongzi berkata: “Tuhan telah menyalakan Kebajikan dalam diriKu. Apakah yang dapat dilakukan Huan-tui atasKu?" (Sabda Suci VII - Meneruskan)
2. Orang Baik Ber-Cinta Kasih di Dunia
Ajaran Kongzi menaruh perhatian untuk secara aktif memasuki dunia dan menyelenggarakan pekerjaan dan berkontribusi di dunia saat ini adalah impian Rujia, dan Kongzi tentu saja tidak terkecuali. Dapat dikatakan bahwa semua perbuatan Kongzi bertujuan untuk mewujudkan nilai hidupnya dalam masyarakat, dan merupakan cita-cita Kongzi untuk mengubah masyarakat melalui upaya pribadi.Dia berkata: “Apakah Aku harus menjadi buah labu pahit yang hanya digantung tanpa dimakan?" (Sabda Suci XVII - Yang Huo), artinya adalah, menyatakan gagasan untuk secara aktif menjaga perdamaian dunia. Namun, Penjaga tapal Batas Negeri Yi percaya bahwa “Tuhan menjadikan Guru selaku Mu Duo (Genta Rohani)." (Sabda Suci III - Tarian Delapan Baris)
Ini berarti bahwa Kongzi harus menggunakan pengetahuan untuk memainkan perannya dalam propaganda dan pendidikan dunia seperti “Genta Rohani". Terlepas dari apakah itu “Mu Duo" atau bukan “labu pahit", artinya sama, yaitu perlu mengurus masyarakat secara nyata agar bakat individu dapat melayani masyarakat.
Kongzi terkadang mengusulkan “Tuhan" untuk menopang dirinya dan pekerjaanNya. Ketika berkeliling dunia, Kongzi dikepung oleh orang Kuang, pada saat itu situasinya sangat kritis, dan murid-muridNya diliputi rasa takut. Kongzi berkata: “Sepeninggal Raja Wen, bukankah Kitab-kitabnya Aku yang mewarisi? Bila Tuhan hendak memusnahkan Kitab-Kitab itu. Aku sebagai orang yang lebih kemudian, tidak akan memperolehnya. Bila Tuhan tidak hendak memusnahkan Kitab-Kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang Negeri Kuang atas diriKu?".
Sima Huantui dari Negara Song ingin mencelakakan Kongzi, Kongzi berkata: “Tuhan telah menyalakan Kebajikan dalam diriKu. Apakah yang dapat dilakukan Huan-tui atasKu?" (Sabda Suci VII - Meneruskan)
Penyebutan “Tuhan” dua kali di sini tentu saja bukan artinya menyerah pada nasib (fatalisme), tetapi Kongzi menyatakan dirinya bagaimanapun, keyakinan untuk melanjutkan pekerjaan sendiri meskipun menghadapi kesulitan menunjukkan tekad Kongzi untuk menjadi baik di dunia.
"Cinta Kasih" adalah doktrin utama Ajaran Kongzi, Kongzi memperluas “Cinta Kasih" dari konsep watak sejati manusia dan hubungan interpersonal ke tingkat kebaikan dunia, menekankan kebutuhan untuk memperluas semangat pembinaan diri spiritual batin untuk berkontribusi kepada orang lain dan dunia.
"Fan Chi bertanya tentang Cinta Kasih. Nabi bersabda: "Yaitu mencintai manusia." (Sabda Suci XII - Yan Yuan)
Kongzi berkata: “Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lain pun maju." (Sabda Suci VI - Yong Ye)
"Cinta Kasih" adalah doktrin utama Ajaran Kongzi, Kongzi memperluas “Cinta Kasih" dari konsep watak sejati manusia dan hubungan interpersonal ke tingkat kebaikan dunia, menekankan kebutuhan untuk memperluas semangat pembinaan diri spiritual batin untuk berkontribusi kepada orang lain dan dunia.
"Fan Chi bertanya tentang Cinta Kasih. Nabi bersabda: "Yaitu mencintai manusia." (Sabda Suci XII - Yan Yuan)
Kongzi berkata: “Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lain pun maju." (Sabda Suci VI - Yong Ye)
Kongzi tidak hanya mengatakan itu, dia juga melakukannya, seperti pengembaraan keliling negara, memberi pengajaran dan sebagainya. Kongzi mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk ini. Dia benar-benar ber-Cinta Kasih. Dia memiliki keyakinan yang kuat pada "kebajikan" dan tekadnya yang teguh tidak berubah.
Dia berkata: “Seorang Junzi bila meninggalkan Cinta Kasih, bagaimanakah memperoleh sebutan itu? Seorang Junzi sekalipun sesaat makan tidak melanggar Cinta Kasih; di dalam kesibukan juga demikian, bahkan di dalam topan dan bahaya pun ia tetap demikian." (Sabda Suci IV - Hidup Di Antara Orang Berperi Cinta Kasih)
Dia berkata: “Seorang Junzi bila meninggalkan Cinta Kasih, bagaimanakah memperoleh sebutan itu? Seorang Junzi sekalipun sesaat makan tidak melanggar Cinta Kasih; di dalam kesibukan juga demikian, bahkan di dalam topan dan bahaya pun ia tetap demikian." (Sabda Suci IV - Hidup Di Antara Orang Berperi Cinta Kasih)
Dia juga berkata: “Yang Bijaksana tidak dilamun bimbang. Yang berperi Cinta Kasih tidak merasakan susah payah. Dan yang Berani tidak dirundung ketakutan." (Sabda Suci IX - Yang Jarang Dilakukan Nabi)
Kongzi juga dengan percaya diri berkata: “Kebajikan tidak akan terpencil, ia pasti beroleh tetangga." (Sabda Suci IV Hidup Di Antara Orang Berperi Cinta Kasih).
Kongzi juga dengan percaya diri berkata: “Kebajikan tidak akan terpencil, ia pasti beroleh tetangga." (Sabda Suci IV Hidup Di Antara Orang Berperi Cinta Kasih).
Kongzi tidak hanya memiliki keyakinan yang kuat pada “ajaran Cinta Kasih", bahkan rela menyerahkan hidupNya untuk ini, “Seseorang yang bercita-cita menjadi siswa dalam Cinta Kasih, tidak inginkan hidup bila itu membahayakan Cinta Kasih. Bahkan ada yang mengorbankan dirinya untuk menyempurnakan Cinta Kasih itu.” (Sabda Suci XV - Rajamuda Wei Ling Gong)
Ini berlawanan langsung dengan pemikiran Mengzi tentang “akan kulepaskan hidup dan kupegang teguh Kebenaran". Doktrin “Cinta Kasih" Kongzi berdampak besar pada pemikiran para sarjana Tiongkok bahwa mereka berguna dan secara aktif mewujudkan perdamaian dunia.
Kongzi pernah berkata tidak puas: “Sesungguhnya sangat kecil kepribadian Guanzhong." dan mengkritiknya karena tidak hemat dan tidak tahu tata krama, bobot kritiknya sangat berat. (Sabda Suci III - Tarian Delapan Baris)
Ini berlawanan langsung dengan pemikiran Mengzi tentang “akan kulepaskan hidup dan kupegang teguh Kebenaran". Doktrin “Cinta Kasih" Kongzi berdampak besar pada pemikiran para sarjana Tiongkok bahwa mereka berguna dan secara aktif mewujudkan perdamaian dunia.
3. Orang Bijak yang Mengenal Orang dan Membahas Dunia
Kongzi tidak memandang orang dari perspektif individual, tetapi memeriksa seseorang secara mendetail dan membuat evaluasi yang komprehensif. Mampu melihat kekurangan dan kelebihan seseorang. “Tiliklah latar belakang perbuatannya. Lihatlah bagaimana ia akan mewujudkannya. Dan selidikilah kesenangannya. Dengan demikian, bagaimana orang dapat menyembunyikan sifat-sifatnya? Bagaimana dapat menyembunyikan sifat-sifatnya?" (Sabda Suci II Memerintah)Kongzi pernah berkata tidak puas: “Sesungguhnya sangat kecil kepribadian Guanzhong." dan mengkritiknya karena tidak hemat dan tidak tahu tata krama, bobot kritiknya sangat berat. (Sabda Suci III - Tarian Delapan Baris)
Tetapi ketika Zilu percaya bahwa Guan Zhong tidak ber-Cinta Kasih (karena Guanzhong belum mati, tetapi dia membuat kesalahan dari lawan politiknya Xiaobai), Kongzi mencoba yang terbaik untuk membela Guanzhong, beranggapan bahwa Guanzhong memiliki sisi yang baik hati.
Dia juga berkata: “Di dalam membantu Rajamuda Huan, Guanzhong dapat mengepalai para rajamuda lainnya sehingga dunia mendapat pemerintahan yang baik, bahkan sampai kini rakyat masih dapat merasakan faedahnya. Kalau tidak karena jasa Guanzhong, kita mungkin sudah menjadi orang yang rambutnya diurai dan memakai baju yang berbelah ke kiri. Masakan dia mau berbuat seperti laki-laki atau perempuan biasa yang hanya kukuh pada perkara-perkara kecil; kalau ia hanya menurutkan perkara-perkara kecil', meski ia membunuh diri, mati di selokan, tidak akan ada orang yang memperdulikannya." (Sabda Suci XIV - Xian Wen)
Ada kritik dan ada pujian, yang menunjukkan bahwa Kongzi memiliki visi yang luas dalam memahami orang dan mendiskusikan dunia.
Yanyuan adalah murid yang sangat dikagumi oleh Kongzi, dan Kongzi memujinya berkali-kali. Tetapi Kongzi juga menunjukkan: "Hui (Yanyuan) sesungguhnya tidak membantu Aku. Apa yang Kukatakan, tiada yang tidak disukainya." (Sabda Suci XI - Para Pendahulu)
Dia juga berkata: “Di dalam membantu Rajamuda Huan, Guanzhong dapat mengepalai para rajamuda lainnya sehingga dunia mendapat pemerintahan yang baik, bahkan sampai kini rakyat masih dapat merasakan faedahnya. Kalau tidak karena jasa Guanzhong, kita mungkin sudah menjadi orang yang rambutnya diurai dan memakai baju yang berbelah ke kiri. Masakan dia mau berbuat seperti laki-laki atau perempuan biasa yang hanya kukuh pada perkara-perkara kecil; kalau ia hanya menurutkan perkara-perkara kecil', meski ia membunuh diri, mati di selokan, tidak akan ada orang yang memperdulikannya." (Sabda Suci XIV - Xian Wen)
Ada kritik dan ada pujian, yang menunjukkan bahwa Kongzi memiliki visi yang luas dalam memahami orang dan mendiskusikan dunia.
Yanyuan adalah murid yang sangat dikagumi oleh Kongzi, dan Kongzi memujinya berkali-kali. Tetapi Kongzi juga menunjukkan: "Hui (Yanyuan) sesungguhnya tidak membantu Aku. Apa yang Kukatakan, tiada yang tidak disukainya." (Sabda Suci XI - Para Pendahulu)
Kongzi secara implisit mengkritik kekurangan Yanhui yang menunjukkan sikap curiga. Kongzi melihat seseorang secara mendalam dan tidak melindunginya karena penghargaannya sendiri.
Ji Kangzi adalah pejabat pemegang kekuasaan Negara Lu, dia sangat serakah dan otoriter, di bawah pemerintahannya banyak pencuri, maka dia berkonsultasi dengan Kongzi tentang masalah ini. Kongzi berkata: “Bila kamu tidak tamak akan harta benda, sekalipun diberi upah tidak akan ada orang yang mau mencuri." (Sabda Suci XII - Yan Yuan)
Ji Kangzi adalah pejabat pemegang kekuasaan Negara Lu, dia sangat serakah dan otoriter, di bawah pemerintahannya banyak pencuri, maka dia berkonsultasi dengan Kongzi tentang masalah ini. Kongzi berkata: “Bila kamu tidak tamak akan harta benda, sekalipun diberi upah tidak akan ada orang yang mau mencuri." (Sabda Suci XII - Yan Yuan)
Berarti bahwa jika Ji Kangzi tidak serakah, bahkan jika memberi penghargaan kepada rakyat karena mencuri, mereka juga tidak akan mencuri.
Kritikan ini dapat dikatakan seperti memukulkan paku di badan sampai berdarah, menunjukkan bahwa itu adalah Ji Kangzi sendiri penyebabnya sampai orang-orang di bawahnya jadi pencuri, dan jika di atasnya baik, bagian bawah akan seperti itu. Wawasan Kongzi sangat tajam, mengkritik keras mereka yang berkuasa rakus akan kekuasaan dan keuntungan.
Setelah menyelidiki perilaku kehidupan seseorang, Kongzi memberi nasihat: “Ada tiga hal yang sangat diperhatikan oleh seorang Junzi. Pada waktu muda, di kala semangat masih berkobar-kobar, ia berhati-hati dalam masalah asmara; setelah cukup dewasa, dikala badan sedang kuat-kuatnya dan semangat membaja, ia menjaga diri terhadap perselisihan; dan setelah tua, di kala semangat sudah lemah, ia hati-hati terhadap ketamakan." (Sabda Suci XVI - Keluarga Bangsawan Ji)
Kritikan ini dapat dikatakan seperti memukulkan paku di badan sampai berdarah, menunjukkan bahwa itu adalah Ji Kangzi sendiri penyebabnya sampai orang-orang di bawahnya jadi pencuri, dan jika di atasnya baik, bagian bawah akan seperti itu. Wawasan Kongzi sangat tajam, mengkritik keras mereka yang berkuasa rakus akan kekuasaan dan keuntungan.
Setelah menyelidiki perilaku kehidupan seseorang, Kongzi memberi nasihat: “Ada tiga hal yang sangat diperhatikan oleh seorang Junzi. Pada waktu muda, di kala semangat masih berkobar-kobar, ia berhati-hati dalam masalah asmara; setelah cukup dewasa, dikala badan sedang kuat-kuatnya dan semangat membaja, ia menjaga diri terhadap perselisihan; dan setelah tua, di kala semangat sudah lemah, ia hati-hati terhadap ketamakan." (Sabda Suci XVI - Keluarga Bangsawan Ji)
Ini adalah analisis rinci Kongzi tentang psikologi dan fisiologi orang, dan memiliki efek peringatan pada orang zaman sekarang.
Kongzi telah berulang kali dibuat frustrasi dengan hidupnya, Dia percaya bahwa hal ini disebabkan oleh lingkungan luar, yang dapat sangat mempengaruhi perkembangan seseorang, dan bahkan menghambat perkembangan seseorang. Kongzi beranggapan bahwa lingkungan eksternal menjadi buruk adalah keadaan yang wajar, dan banyak orang berbakat akan mengalami situasi yang memberi percobaan.
Mengenai situasi buruk, tidak berteriak mengeluh, tetapi berusaha membina diri dalam segala aspek dan meningkatkan kemampuan menghadapi lingkungan. Dia berkata: “Apakah orang akan mendapatkan atau tidak tergantung dari waktu; tetapi berbudi luhur atau tidak, itulah bakat setiap orang. Seorang Junzi berpengetahuan mendalam tetapi tidak sesuai waktu, mengapa hanya untuk Qiu (Kongzi) sendiri! Bunga anggrek tumbuh di kedalaman hutan, tidak dilihat orang dan tidak akan tercium baunya untuk waktu yang lama. Seorang Junzi membina diri menegakkan kebajikan, jangan kalah karena kemiskinan."
"Perilaku seorang Junzi harus dicapai sendiri, yang bisa menekuk menekuklah, dan jika bisa meregang mereganglah. Maka menekuk adalah menunggu waktu, yang berusaha meregang jika tepat waktu. Oleh karena itu, meskipun menekuk, jangan merusak tata krama, mencapai cita-cita tidak melanggar Kebenaran." (Pembicaraan dalam Keluarga Kongzi)
Kongzi telah berulang kali dibuat frustrasi dengan hidupnya, Dia percaya bahwa hal ini disebabkan oleh lingkungan luar, yang dapat sangat mempengaruhi perkembangan seseorang, dan bahkan menghambat perkembangan seseorang. Kongzi beranggapan bahwa lingkungan eksternal menjadi buruk adalah keadaan yang wajar, dan banyak orang berbakat akan mengalami situasi yang memberi percobaan.
Mengenai situasi buruk, tidak berteriak mengeluh, tetapi berusaha membina diri dalam segala aspek dan meningkatkan kemampuan menghadapi lingkungan. Dia berkata: “Apakah orang akan mendapatkan atau tidak tergantung dari waktu; tetapi berbudi luhur atau tidak, itulah bakat setiap orang. Seorang Junzi berpengetahuan mendalam tetapi tidak sesuai waktu, mengapa hanya untuk Qiu (Kongzi) sendiri! Bunga anggrek tumbuh di kedalaman hutan, tidak dilihat orang dan tidak akan tercium baunya untuk waktu yang lama. Seorang Junzi membina diri menegakkan kebajikan, jangan kalah karena kemiskinan."
"Perilaku seorang Junzi harus dicapai sendiri, yang bisa menekuk menekuklah, dan jika bisa meregang mereganglah. Maka menekuk adalah menunggu waktu, yang berusaha meregang jika tepat waktu. Oleh karena itu, meskipun menekuk, jangan merusak tata krama, mencapai cita-cita tidak melanggar Kebenaran." (Pembicaraan dalam Keluarga Kongzi)
Catatan:
屈 (menekuk): diam, menahan diri, tidak bergerak
伸 (meregang): bergerak, mencari jalan/kesempatan
4. Senang Karena Memahami Firman Tuhan
Kongzi tidak memiliki ambisi dalam hidupnya, pada tahun-tahun awal-Nya, berkeliling negara dan mengalami banyak kesusahan, pada tahun-tahun terakhir-Nya, hidup menyendiri menyusun kitab dan memberi pelajaran. Meskipun Kongzi tidak memiliki ambisi dan mengalami kesulitan, Kongzi tidak kuatir atau menghindar, dan menjalani hidup dengan sikap optimis. Dalam hal senang karena memahami Firman Tuhan, Kongzi tidak kalah dengan Laozi dan Zhuangzi. "Kong Yan Le Chu" adalah generalisasi dari sikap ini.Catatan:
孔颜乐处 (Kong Yan Le Chu) adalah sikap hidup Kongzi dan Yanhui, diambil dari 述而 - Shu Er - Sabda Suci VII Meneruskan:
子曰:「饭疏食饮水,曲肱而枕之,乐亦在其中矣。
zǐ yuē fàn shū shí yǐn shuǐ qǔ gōng ér zhěn zhī lè yì zài qí zhōng yǐ
不义而富且贵,于我如浮云。」
bù yì ér fù qiě gu yú wǒ rú fú yún
Nabi bersabda: "Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan yang berlalu saja."
Kongzi berkata: "Sungguh bijaksana Hui! Dengan hanya sebakul nasi kasar, segayung air, diam di kampung buruk yang bagi orang lain sudah tidak akan tahan; tetapi Hui tidak berubah kegembiraannya. Sungguh bijaksana Hui." (Sabda Suci VI Yong Ye)
Itu adalah penegasan dari Yanhui, dan sebenarnya itu juga merupakan kondisi kehidupan manusia yang dikejar oleh Kongzi, sebagaimana yang dikatakan "Inilah Jalan Suci yang telah Guru jalani sendiri." (Sabda Suci XIV - Xian Wen, tambahan Penerjemah)
Kongzi juga berkata: “Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan yang berlalu saja." (Sabda Suci VII Meneruskan)
Hanya dengan kehambaran hati dapat membuat kecerahan pikiran yang tinggi, semangat tenang dan damai mendukung Kongzi, memungkinkannya untuk berdiri teguh dalam segala jenis kesulitan, berjuang untuk mengejar ranah hidupnya sendiri, “di dalam kegiatanNya lupa akan makan; di dalam kegembiraanNya lupa akan kesusahanNya; dan, tidak merasa bahwa usiaNya sudah lanjut." (Sabda Suci VII Meneruskan)
Justru karena dia melihat hal-hal secara lebih terbuka, ketika di antara Negara Chen dan Negara Cai dikepung, Zilu sudah tidak sabar, tetapi Kongzi bisa “Berbicara dan menyanyikan lagu-lagu tanpa akhir".
Dalam kesempatan menyatakan aspirasi murid, Zengxi berkata: “Saat ini sudah mendekati akhir musim semi, maka semua pakaian untuk musim ini sudah siap. Guan ingin dengan lima, enam kawan yang dewasa dan enam, tujuh anak-anak bermandi-mandi di tepi Sungai Yi, dan mencari hawa yang sejuk di sekitar tempat untuk upacara memohon hujan; kemudian sambil menyanyi-nyanyi di sepanjang jalan pulang ke rumah". Dengan menarik napas Nabi bersabda: "Aku setuju denganmu, Dian (Zengxi)!" (Sabda Suci XI - Para Pendahulu)
Jenis kehidupan puitis ini menyentuh hati hati Kongzi, dan sangat merindukannya, tetapi terhalang oleh segalanya, maka ada desahan dari “kui ran" (desah panjang).
Kongzi terkadang bercanda, menunjukkan menunjukkan hal yang lucu dan menyenangkan. Suatu ketika Kongzi pergi ke Wucheng, tempat muridnya Ziyou bertugas, dan mendengar suara nyanyian bersenar (dawai). Guru tersenyum dan berkata: "Mengapakah memotong ayam sampai menggunakan golok pemotong lembu?" (Artinya: Apakah perlu mengatur kota Wucheng kecil dengan ritual dan musik?) Ziyou berkata: “Dahulu Yan (Ziyou) mendengar Guru bersabda: 'Seorang pembesar bila mau belajar menempuh Jalan Suci, niscaya akan dapat benar-benar mencintai rakyatnya; dan rakyat jelata bila mau belajar menempuh Jalan Suci, niscaya akan mudah diberi tugas'." Nabi bersabda: "Hai, murid-murid, ucapan Yan ini benar, kata-kataKu tadi hanya untuk kelakar saja." (Sabda Suci XVII - Yang Huo)
Kita bisa melihat sisi yang sangat alami dari karakter Kongzi, terutama kata "tersenyum" yang membuat orang ingin melihat Kongzi bercanda dengan Ziyou.
Kongzi memiliki pemahaman yang lebih bijaksana tentang realitas. Dia tahu bahwa proposisinya mungkin tidak dikenali oleh orang-orang pada saat itu. Saat secara aktif memikirkan dunia, dia juga memiliki gagasan untuk "Kalau ada yang mau memakai, segera menjalankan; kalau tiada yang mau memakai, dengan senang menyembunyikan diri." (Sabda Suci VII Meneruskan)
"Bila dunia dalam Jalan Suci, ia keluar menunaikan tugas; bila dunia ingkar dari Jalan Suci, ia menyembunyikan diri." (Sabda Suci VIII - Tai Bo), demikian timbulnya pemikiran realistis seperti itu.
Oleh karena itu, Konfusius melakukan sesuatu dengan sikap "orang yang masih hendak menjalankan hal yang sudah diketahuinya tidak akan dapat dijalankan itu" (Sabda Suci XIV - Xian Wen), tetapi Dia juga memperhitungkan situasi yang sebenarnya. Dia bukanlah orang yang tidak tahu cara bekerja, jika tidak, dia tidak akan kembali ke Lu untuk memperbaiki kitab-kitab dan memberi pelajaran pada tahun-tahun terakhirnya.
Pemikiran Kongzi ini dapat dikatakan telah mempengaruhi pandangan Mengzi bahwa "Pada waktu miskin ia seorang diri menjadikan dirinya baik, pada waktu berhasil ia bersama menjadikan dunia baik." Sikap Kongzi terhadap hal yang dilakukanNya bersifat optimis.
"Kongzi pergi ke Negara Zheng dan terpisah satu sama lain dengan murid-muridnya Kongzi berdiri sendiri di gerbang timur kota luar. orang Negara Zheng berkata kepada Zigong: "Ada orang di gerbang timur, dahinya seperti Tangyao, lehernya seperti Gaotao, dan bahunya seperti Zichan. Namun, pinggangnya tiga inci di bawah Xiayu. Bersandar dan kelelahan tampak seperti anjing yang tidak punya rumah”. Zigong melaporkan hal yang sebenarnya kepada Kongzi. Kongzi tersenyum bahagia dan berkata: "Bentuk tubuh yang dia katakan belum tentu benar. Tapi Aku seperti anjing yang tidak punya rumah, betul! Betul!" (Buku Catatan Sejarah, "Catatan Keluarga Kongzi")
Menghadapi ejekan orang Negara Zheng, Kongzi tidak hanya tidak marah, tetapi juga sangat senang, karena "anjing yang tidak punya rumah" benar-benar menunjukkan kepahitan Kongzi berkeliling dunia. Kongzi dapat menggunakan ini untuk meredakan ejekan dan juga menunjukkan sikap bahwa Kongzi tidak menyesali Tuhan tidak menyalahkan manusia. Oleh karena itu, Kongzi “memiliki kebahagiaan seumur hidup, tidak khawatir sehari pun“. (bwt)
KOMENTAR