Kenapa udang selalu disalahkan? Apa yang sudah dilakukan? Siapa di balik ini semua?
oleh: Etno Frandy |
GENTAROHANI.COM—Seekor udang di tengah kegelisahaannya merenung kenapa dia selalu dicurigai selama ini. Apa yang telah diperbuatnya?
"Bukannya aku sudah memberi dagingku yang begitu lezat, tanpa tulang dan duri?" katanya.
"Begitu banyak yang telah kuperbuat, membuka lapangan kerja, orang-orang bisa membuat tambak untuk menggemukkanku, restoran bisa menyajikan dagingku yang gurih, nelayan bisa menangkapku untuk dijual, sehingga bisa menafkahi keluarganya," jelas udang.
"Aku begitu lemah, bungkuk, dan tidak beracun, juga otakku bodoh, tapi kenapa setiap ada masalah aku selalu dicurigai? Ada udang dibalik batu," protes udang.
"Kalaupun aku sembunyi dibalik batu, itu karena aku takut. Bukan ada niat buruk untuk mengambil keuntungan atau mencelakakan yang lain," jelas udang dengan sedih.
Mendengar keluhan udang, ular mendekat dan tertawa, "Hahaha ... kamu baru begitu aja sudah sedih. Saya sudah dituduh menjerumuskan manusia ke dalam dosa sejak manusia pertama Adam dan Hawa!" tegas ular, "Coba pikir, katanya manusia makhluk yang berakal, saya mana ada akal? Tangan dan kaki pun tak punya, bagaimana saya menipu manusia? Digebuk juga mati."
Tidak lama kemudian datang kambing, "Tenang sahabat, bukan kalian saja yang jadi korban. Saya sudah bosan, setiap saat selalu dicari dan dijadikan tersangka, di-kambinghitam-kan. Walaupun warna kami ada putih dan coklat, tetap saja selalu dikatakan kambing hitam," sang kambing menjelaskan.
"Jadi sebenarnya siapa yang telah menuduh dan fitnah kita?" tanya udang.
Mendengar keluhan udang, ular mendekat dan tertawa, "Hahaha ... kamu baru begitu aja sudah sedih. Saya sudah dituduh menjerumuskan manusia ke dalam dosa sejak manusia pertama Adam dan Hawa!" tegas ular, "Coba pikir, katanya manusia makhluk yang berakal, saya mana ada akal? Tangan dan kaki pun tak punya, bagaimana saya menipu manusia? Digebuk juga mati."
Tidak lama kemudian datang kambing, "Tenang sahabat, bukan kalian saja yang jadi korban. Saya sudah bosan, setiap saat selalu dicari dan dijadikan tersangka, di-kambinghitam-kan. Walaupun warna kami ada putih dan coklat, tetap saja selalu dikatakan kambing hitam," sang kambing menjelaskan.
"Jadi sebenarnya siapa yang telah menuduh dan fitnah kita?" tanya udang.
"Tentu saja yang punya akal, strategi, kepentingan, dan serakah!" seru ular dengan tegas.
"Benar! Kita hidup untuk makan dan tidak punya kepentingan apapun, juga tidak bisa berpikir," kata kambing.
Nabi Kongzi bersabda, "Bersikap keras kepada diri sendiri, dan bersikap lunak kepada orang lain, akan menjauhkan sesalan orang."
Nabi Kongzi bersabda, "Seorang junzi menuntut diri sendiri, seorang rendah budi menuntut orang lain."
Dari cerita diatas, mari kita jangan lagi membuat makhluk hidup lainnya "menderita" lagi. Sudah banyak yang mereka sumbangsihkan buat manusia. Jadilah manusia seutuhnya, berani berbuat, berani bertanggung jawab.
Nabi Kongzi bersabda, "Bersikap keras kepada diri sendiri, dan bersikap lunak kepada orang lain, akan menjauhkan sesalan orang."
Nabi Kongzi bersabda, "Seorang junzi menuntut diri sendiri, seorang rendah budi menuntut orang lain."
Dari cerita diatas, mari kita jangan lagi membuat makhluk hidup lainnya "menderita" lagi. Sudah banyak yang mereka sumbangsihkan buat manusia. Jadilah manusia seutuhnya, berani berbuat, berani bertanggung jawab.
Terima kasih udang, ular, dan kambing, maafkan kami, salam buat teman-teman lain. (bwt)
Udang goreng rasanya gurih
Kambing guling rasanya sedap
Hati akan terasa perih
Kalau dendam masih mengendap
Udang goreng rasanya gurih
Kambing guling rasanya sedap
Hati akan terasa perih
Kalau dendam masih mengendap
KOMENTAR