Anak sulung memang penuh misteri. Dia terus bersembunyi dalam topeng penuh ketangguhan dan kemandirian.
oleh: Ra'at |
GENTAROHANI.COM—Konon katanya ada petuah yang mengatakan, anak sulung tidak boleh menikahi anak sulung, batu dengan batu kalau dipaksakan bisa pecah. Padahal seiring berjalannya waktu, mereka akan saling menyesuaikan jika sama-sama memiliki rasa tanggung jawab yang begitu besar.
Anak sulung dianggap tangguh. Padahal kadangkala mereka rapuh. Tuntutan yang besar membuatnya memaksakan diri menjadi kuat. Padahal sesekali mereka juga butuh seseorang untuk menguatkan.
Terlahir sebagai kakak sekaligus pemimpin. Padahal mereka juga ingin merasakan memiliki kakak yang memanjakan dan menyayanginya. Ingin sesekali melepaskan diri dari tanggung jawab sebagai anak sulung.
Seolah tak memiliki masalah. Padahal masalahnya segudang, hanya tak ingin dia bicarakan. Dia enggan menyusahkan orang lain. Baginya masalah harus dia hadapi sendiri. Tak ada yang bisa dimintai bantuan selain dirinya sendiri.
Pantang mengeluarkan air mata. Di hadapan siapapun dia tunjukkan ketangguhan, dia tenangkan siapa pun yang butuh dikuatkan. Sementara dalam sendiri dia menangis dalam kegelapan. Berjuang melepaskan diri dari kelemahan.
Bicaranya keras dan terkadang menusuk. Terkesan cuek dan tidak peduli.
Padahal bicara kerasnya demi kebenaran dan kebaikan. Bukan juga tak peduli, karena siapa pun yang dianggap dekat olehnya, dijaganya sepenuh hati.
Anak sulung memang penuh misteri. Ada banyak hal yang dia simpan tak ingin diketahui. Dia terus bersembunyi dalam topeng penuh ketangguhan dan kemandirian. Padahal di lubuk hati terdalamnya dia rapuh sekali.
Anak sulung memang penuh misteri. Ada banyak hal yang dia simpan tak ingin diketahui. Dia terus bersembunyi dalam topeng penuh ketangguhan dan kemandirian. Padahal di lubuk hati terdalamnya dia rapuh sekali.
Keadaan memaksanya kuat, lingkungan membentuknya menjadi pribadi hebat, ujian demi ujian tak membuatnya sekarat.
Hanya terus membuat dirinya semakin tangguh dan kuat. (bwt)
KOMENTAR