Tulisan kedua dari dua tulisan.
diedit oleh: Lim Khung Sen |
GENTAROHANI.COM—Setelah diuraikan secara singkat mengenai Wujing sebagai Kitab suci yang mendasari dalam agama Ru-Konghucu, marilah kita lanjutkan dengan penjelasan singkat Kitab Sishu dan Xiaojing.
SI SHU 四 书
KITAB SUCI YANG EMPAT
Sishu terdiri atas Daxue (Kitab Ajaran Besar), Zhongyong (Kitab Tengah Sempurna), Lunyu (Kitab Sabda Suci), dan Mengzi (Kitab Mencius). 1. DAXUE 大学 (Kitab Ajaran Besar)
Kitab ini ditulis oleh Zengzi 曾子 atau Zeng Can 曾参, salah seorang murid Nabi dari angkatan muda yang ternyata sangat maju sehingga Nabi menaruh kepercayaan sebagai penerus lurusnya setelah Yan Hui 颜回 wafat.Nabi bersabda kepada Zengzi, “Can, ketahuilah Dao (Jalan Suci) Ku Satu tetapi menembusi semua.” Zengzi menjawab. “Ya, Guru.” Setelah Nabi pergi, murid-murid lain bertanya apakah maksud kata-kata tadi. Zengzi menjawab, “Dao Guru tidak lebih tidak kurang ialah Satya dan Tepasarira.”—Lunyu IV: 15
Daxue merupakan tuntunan pembinaan diri; dari pembinaan batin yang terdalam dan terlembut, mengimankan tekad, meluruskan hati, sampai kepada pembinaan diri, keluarga, masyarakat, negara dan dunia.
Bab Utama ayat 1 kitab ini sesungguhnya sudah mencakup seluruh isi Kitab ini, tertulis:
“Adapun Dao yang dibawakan Daxue ialah Mingde 明德 (menggemilangkan Kebajikan Yang Bercahaya), mengasihi rakyat, dan Zhishan 至善 (berhenti pada Puncak Kebaikan).”
Tegas ayat ini menyatakan bahwa :
- Firman TIAN, Tuhan YME, yang wajib dipertanggungjawabkan dalam hidup manusia ialah menjaga, merawat dan mengembangkan Kebajikan, benih suci yang hidup dalam diri manusia.
- Mengembangkan Kebajikan, menegakkan Firman TIAN tidak dapat dilepaskan dari pengamalan sebagai pengabdian kepada kemanusiaan.
- Inilah hentian yang wajib kita junjung dan upayakan sebaik-baiknya sepanjang hidup; selaras, serasi dan seimbang dengan kemampuan masing-masing; tempat kita wajib bersemayam.
Dengan melaksanakan itu, kita akan menerima rahmat damai dalam menghadap TIAN maupun berhubungan dengan sesama manusia dan lingkungan hidup kita. Untuk mewujudkan kehidupan yang demikian itulah diuraikan bimbingan di dalam bab-bab selanjutnya.
Kitab Daxue terdiri atas satu Bab Utama dan 10 Bab uraian. Bab Utama adalah ajaran yang langsung diberikan Nabi kepada murid-muridnya dan dicatat oleh Zengzi, sedang sepuluh bab uraian adalah karya Zengzi untuk mempertegas dan menguraikan ajaran suci yang dibawakan di dalam Bab Utama dengan mengambil ayat-ayat dari Kitab Suci yang lain, sabda-sabda Nabi serta pernyataan Zengzi sendiri.
Kitab ini dalam bentuk yang sekarang telah diberi kata pengantar oleh Zhuxi dengan mengambil pandangan Chengyi 程颐 yang dianggap sebagai gurunya.
Di dalam kata pengantar antara lain ditunjukkan bahwa Daxue adalah ‘Ajaran permulaan untuk masuk Pintu Gerbang Kebajikan’, menuntun kita memasuki Istana Kebajikan, Dao yang membawa Kemuliaan karunia TIAN.
Bab V Daxue yang membicarakan perihal Ge Wu 格物 (cara meneliti hakekat tiap perkara/benda) musnah pada zaman Qin Shi Huang, maka untuk mengganti, dimasukkan ke dalam bab itu karya Chengzi 程子 yang membicarakan hal itu. Kitab ini hanya terdiri atas 1.753 huruf, dengan bab tambahan (bab V) 134 huruf.
2. ZHONGYONG 中庸 (Kitab Tengah Sempurna)
Kitab ini dibukukan oleh Zisi 子思 atau Kongji 孔及, cucu Nabi Kongzi, anak Kongli 孔鲤 dan murid Zengzi.Kitab Zhongyong mempunyai sejarah sejajar dengan Daxue. Kedua kitab ini diangkat dari Kitab Liji oleh bapak-bapak gerakan Dao Xuejia.
Zhongyong merupakan kitab keimanan bagi umat Ru-Konghucu. Zhongyong didahului kata pengantar Zhuxi yang diambil dari pandangan Chengzi; antara lain diungkapkan bahwa, “Yang tidak menyeleweng itulah Zhong 中 (Tengah), yang tidak berubah/tidak luntur itulah Yong 庸 (Sempurna). Zhong itulah Jalan Lurus dunia dan Yong itulah Hukum Pasti dunia.”
Tegasnya, kitab ini memberi tuntunan keimanan; bagaimana kita dapat beriman dan melaksanakan ajaran keimanan dengan Zhong (Tengah/Tepat) dan Yong (Sempurna/Wajar), tidak menyeleweng dan tidak luntur, tidak kurang dan tidak melampaui, dapat mendekap teguh-teguh dan mengembangkan Kebajikan sebagai mustika terindah di dalam hidup.
Seperti di dalam Daxue, ajaran suci yang sudah tercakup di dalam Bab Utama, terutama ayat 1:
“TIAN Ming 天命 (Firman TIAN), Tuhan YME, itulah dinamai Xing 性 (Watak Sejati). Hidup mengikuti Watak Sejati, itulah dinamai menempuh Dao 道 (Jalan Suci). Bimbingan menempuh Dao itulah dinamai Jiao 教 (Agama).”
Sungguh ayat ini mengandung pengertian yang sangat padat, hampir mencakup seluruh ajaran keimanan di dalam Agama Ru-Konghucu.
Secara ringkas dapat disimpulkan:
- TIAN, Tuhan YME, ialah Khalik kita, yang telah mengutus/menjelmakan kita menjadi manusia.
- Manusia wajib hidup dalam tuntunan Firman/Watak sejati, yaitu mengembangkan dan mengamalkan Kebajikan.
- Watak Sejati atau Hakekat Kemanusiaan adalah Firman/Kemuliaan Karunia TIAN, yang nilai-nilai luhurnya wajib ditegakkan.
- Hidup dalam Dao, dalam Jalan Suci adalah perilaku yang sesuai dan diridhoi TIAN, yang dibim-bingkan/diperintahkan Agama
- Kalau ayat ini dihubungkan dengan ayat 4, “Gembira, marah, sedih, senang sebelum timbul dinamai Tengah, setelah timbul tetapi masih tetap di dalam batas Tengah dinamai harmonis (selaras, serasi, seimbang). Tengah itulah pokok besar dunia dan keharmonisan itulah cara menempuh Dao di dunia.” Maka dapat disimpulkan bahwa di samping adanya kehidupan rohani yang luhur dalam diri manusia, ternyata terdapat dorongan-dorongan hidup lahiriah, naluri, dan nafsu-nafsu yang wajib dikendalikan sehingga wajar di dalam fungsi, susila di dalam perilaku; dengan kata lain di dalam diri manusia terdapat Gui Shen (Nyawa dan Roh).
- Selanjutnya ada ayat yang berbunyi, “Yang tidak pernah bersedih ialah Raja suci Wen, Raja Ji sebagai ayahnya, dan Raja Wu sebagai puteranya. Ayah- nya yang meletakkan dasar dan puteranya yang melanjutkan.” “Adapun yang dinamai berbakti ialah melanjutkan cita-cita mulia dan dapat melanjutkan usaha mulia dari leluhurnya.” Sebelum menginjak bab XIX yang membicarakan pertanyaan Raja muda Ai tentang pemerintahan dan menyangkut berbagai aspek kehidupan.
- Kalau kita lanjutkan dengan bab XXV sampai dengan XXXII, seluruhnya merupakan ayat-ayat tentang memuliakan Iman, mengagungkan Kebesaran Tuhan YME dan pengakuan Iman bahwa Nabi Kongzi adalah Mu Duo atau Genta Rohani TIAN, Nabi Agung Yang Sempurna Iman bagi segenap manusia sepanjang masa.
- Bab XXXI berisi pengakuan Iman bahwa Nabi Kongzi adalah seorang Yang Sempurna Iman, yang telah dapat membukukan dan menghimpun Kitab Besar Dunia, menegakkan Pokok Besar Dunia, mengetahui peleburan dan pemeliharaan di antara langit dan bumi, sehingga boleh menjadi sandaran paling teguh dalam kehidupan.
Kitab ini merupakan Kitab pelanjut dan penyempurna sabda suci kuno dan abadi yang selalu menjadi pengajaran para Nabi, “Hati manusia selalu di dalam rawan; agar hati di dalam Dao, itu sangat muskil. Selalulah pada sari patinya, selalu pada yang satu. Pegang teguh Tepat Tengah” yang diucapkan Yao sewaktu dilantik naik tahta, kemudian diteruskan kepada Shun, Shun kepada Yu 禹, Yu kepada Cheng Tang 成汤, Cheng Tang kepada Raja Suci Wen, Raja Suci Wen kepada Nabi Kongzi, Nabi Kongzi kepada Yan Yuan dan Zengzi. Zengzi kepada Zisi, dan Zisi kepada Mengzi.
Kitab Zhongyong terdiri dari 3.568 huruf.
3. LUNYU 论语 (Kitab Sabda Suci)
Berisi sabda-sabda Nabi Kongzi, percakapan Nabi dengan murid-murid dan orang-orang zaman itu, percakapan antara murid-murid serta (khususnya bab X) membicarakan kehidupan sehari-hari Nabi Kongzi.Kitab ini tidak disusun secara sistematis membicarakan suatu masalah, melainkan merupakan kumpulan catatan yang ditulis murid atau cucu murid Nabi, seluruhnya ada 20 jilid/bab.
Menurut Cheng Ming Dao 程明道 (Cheng Hao 程颢), kitab ini ditulis oleh Youzi 有子 dan Zengzi 曾子 buktinya kedua tokoh itu mendapat sebutan berbeda dengan murid-murid lain, seperti Zigong 子贡, Zilu 子路, Zizhang 子张, Zixia 子夏, dan lain-lain. Kitab ini meskipun tidak tebal, tetapi isinya telah mencakup hampir seluruh aspek ajaran yang diberikan Nabi.
Kitab Lunyu memuat hal-hal yang menyangkut pembinaan iman dan pribadi, bagaimana menjadi manusia makhluk ciptaan TIAN yang berbudi sebaik-baiknya; umpamanya bagaimana wajib beriman terhadap TIAN dan menjunjung/menggemilangkan Kebajikan, bagaimana membina diri menjadi insan yang Satya dan Tepasarira, bagaimana memupuk Cinta Kasih dan Kebijaksanaan, Bakti dan Rendah Hati, Satya, dan Dapat Dipercaya, Susila dan menjunjung Kebenaran/Keadilan/Kewajiban, Suci Hati dan Tahu Malu, ada kesujudan dan hormat dalam ibadah dan pergaulan; sederhana dan suka mengalah/memperbaiki kesalahan, menegakkan pahala/jasa, dekat kepada Sang Bijak, membenci kepalsuan/kemunafikan, mengenal orang lain, menolong diri sendiri, melindungi diri, berbahagia di dalam Dao, sungguh-sungguh serius melaksanakan pekerjaan, hidup sebagai seorang Junzi 君子 dan sebagainya.
Kita diciptakan TIAN bukan sekedar sebagai makhluk naluri tetapi melalui proses belajar tumbuh menjadi dewasa, beradab dan berbudaya; oleh karena itu kita wajib mampu belajar sebaik-baiknya; misalnya bagaimana kita cinta belajar, hati-hati berpikir, mempunyai prinsip yang mampu menembusi semua, menuntut kenyataan, menjaga kewajaran, memiliki keuletan, dan sebagainya.
Kita wajib mampu mengatur kehidupan sebaik-baiknya; dalam diri, keluarga, masyarakat, negara, maupun dunia. Kita wajib mencintai orang lain, pemerintahan wajib atas dasar mencintai rakyat, mengutamakan kesejahteraan dan pendidikan bagi rakyat, meluruskan diri, mengangkat para bijaksana, melakukan penertiban, mengatasi kekacauan, membina peradaban dan kebudayaan, mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera dan sebagainya.
Melalui Lunyu kita dapat bersuri teladan kepada Nabi Kongzi dengan memahami Nabi Kongzi sebagai manusia; dalam belajar, dalam mengatur keluarga/pemerintahan, dalam pendidikan, serta mengenal murid-murid Nabi dan orang-orang lain pada zaman itu.
Lunyu merupakan Kitab Suci Agama Ru-Konghucu yang paling menarik perhatian dunia dan banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Kitab Lunyu hanya terdiri atas 15.917 huruf.
4. MENGZI 孟子, Meng Ke 孟轲 (Mencius)
Kitab ini berisi percakapan Mengzi dengan raja-raja zaman itu dan tokoh-tokoh berbagai aliran yang ada pada waktu itu, seperti aliran Yangzhu 杨朱, Mozi 墨子, juga dengan tokoh-tokoh pemikir lain seperti Gaozi 高子, Baigui 白圭, Songqing 宋牼, Meng Jizi 孟季子 dan sebagainya.Raja-raja yang pernah berdialog dengan Mengzi, antara lain Qi Xuan Wang 齐宣王, Liang Hui Wang 梁惠王, Liang Xiang Wang 梁襄王, Lu Mu Gong 鲁穆公, Zheng Wen Gong 郑文公, dan lain-lain.
Di dalam percakapan-percakapan Mengzi, kita senantiasa melihat semangat Mengzi untuk mengembangkan Dao De 道德 (Jalan Suci dan Kebajikan), mengungkapkan Ren Yi 仁义 (Cinta Kasih dan Kebenaran).
Mengzi mengajak dunia menyelamatkan kehidupan rakyat, menentang peperangan, membenci pembunuhan-pembunuhan, memberi bobot berat kepada Kebenaran dan bobot ringan kepada keuntungan, mengajak pemimpin dunia memuliakan kedudukan rakyat, mau bersuka-duka bersama rakyat, menekankan pemerintahan wajib didasari Cinta Kasih. Yang melindungi rakyat dialah raja, sebaliknya yang sewenang-wenang kepada rakyat akan binasa.
Mengzi mengajak manusia meluruskan hati, menjunjung kelurusan, menghindari perbuatan sesat, menjaga hati, merawat Watak Sejati sebagai dasar pengabdian kepada TIAN dan menegakkan Firman dalam penghidupan.
Mengzi mengajak kita menegakkan hak-hak asasi manusia, sadar akan kehormatan diri sebagai makhluk ciptaan TIAN yang berbudi; merawat semangat sehingga tidak dapat dibengkokkan, menghayati Cinta Kasih sebagai Rumah Selamat, Kebenaran sebagai Jalan Lurus.
Watak Sejati manusia adalah baik, mengandung benih Kebajikan: Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan Kebijaksanaan. Manusia wajib merawat semangat yang menggelora dengan hidup dalam Kebajikan. Sesungguhnya manusia telah dikaruniai kemuliaan Tuhan YME, memiliki Liang Neng 良能 (kemampuan asli yang baik), Liang Zhi 良知 (kecerdasan asli yang baik), dan Liang Xin 良心 (hati nurani asli yang baik).
Semua itulah yang wajib dikembangkan di dalam hidup, sehingga hidup manusia senantiasa Wei TIAN 畏天 (takut serta memuliakan Tuhan YME), menerima Firman dengan kelurusan/ketaqwaan, tidak Ni TIAN 逆天 (melanggar Hukum Tuhan YME), dan Le TIAN 乐天 (bahagia di dalam Tuhan YME).
Kitab Mengzi terdiri dari tujuh jilid, tiap jilid terbagi dua bagian, bagian A dan B, terdiri atas 35.377 huruf.
XIAOJING 孝经
KITAB BAKTI
Xiaojing (Kitab Bakti) walaupun tidak termasuk salah satu di antara Wujing dan Sishu, tetapi juga salah satu Jing atau Kitab Suci agama Ru-Konghucu, yang isinya merupakan tuntunan tentang perilaku Bakti. Di dalam ajaran iman Ru-Konghucu, Laku Bakti adalah perilaku utama yang wajib dibina sebagai dasar untuk merawat dan membina perilaku Kebajikan lain yang lebih luas.
Di dalam Xiaojing ditulis, “Sesungguhnya Laku Bakti ialah Pokok Kebajikan. Dari situ Agama berkembang.”
Kitab ini dibukukan oleh Zengzi, didasarkan hasil percakapan dengan Nabi Kongzi.
Kitab Xiaojing terdiri 18 bab. Di dalamnya mengupas pandangan umum tentang laku bakti, dilanjutkan dengan perilaku bakti dari Kaisar sampai rakyat jelata serta penerapan laku bakti dalam berbagai aspek penghidupan.
Sumber:
Lim Khung Sen (Editor) Hidup Bahagia dalam Jalan Suci Tian. Jakarta, Gerbang Kebajikan Ru, Maret 2010.
Tjay Ing, Tjhie, Xs. Panduan Pengajaran Dasar Agama Konghucu, Ru Jiao Ji Chu Jiao Yu Xiang Dao Ke Ben. Matakin, Edisi Kedua, Februari 2006/01 Zheng Yue 2557.
KOMENTAR